Page 1 of 9
944
KOMPETENSI KERJA, KECERDASAN EMOSIONAL, LINGKUNGAN KERJA FISIK
TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PEMADAM KEBAKARAN DAN
PENYELAMATAN KOTA YOGYAKARTA
Chandra Wisnu Utomo1, Hapsari Dyah Herdiany2*, Frendy Wibowo3, Lina Yosehana4,
Aulia Galuh5
Universitas ‘Aisyiyah Surakarta1
, email: chandrawisnu@aiska-university.ac.id
Universitas PGRI Yogyakarta,2, email: hapsaridyah@upy.ac.id*
Universitas ‘Aisyiyah Surakarta3
, email: frendywibowo88@gmail.com
Universitas PGRI Yogyakarta,4
, email: linayose04@gmail.com
Universitas ‘Aisyiyah Surakarta5
, email: auliagaluh79@gmail.com
ARTICLE HISTORY
Received: 23 July 2024
Accepted: 9 October 2024
Keywords: work competency, emotional
intelligence, physical work environment,
employee performance.
AKMENIKA: JURNAL AKUNTANSI &
MANAJEMEN
Vol. 21 No. 2 October 2024, 944-952
1. LATAR BELAKANG
Sumber daya manusia menjadi bagian penting dalam organisasi selain dari aktiva dan modal (Sunyoto,
2015). Selain itu, sumber daya manusia menjadi hal yang khusus dari setiap organisasi, sehingga organisasi
diharuskan memiliki kemampuan melihat bakat pekerja dalam meningkatkan kinerja pegawai dan dijadikan
kesempatan dalam menciptakan keunggulan kompetitif organisasi (Matlis & Jakson, 2011). Tingkat
keberhasilan kinerja dilihat dari apa yang sudah dihasilkan pekerja, organisasi menuntut pekerja mampu
menampilkan hasil kerjanya yang optimal, baik dan buruknya kinerja akan berpengaruh pada kinerja serta
keberhasilan organisasi secara keseluruhan (Septiarini dan Gorda, 2018).
Menurut Hasibulan (2001) kinerja diartikan dari hasil kerja seseorang melaksanakan tugas yang diberikan
organisasi berdasarkan adanya pengalaman. Menurut Mangkunegara (2015) berpendapat kinerja diartikan
sebagai perolehan kerja secara mutu dan jumlah yang digapai pegawai dalam melaksanakan kegiatannya
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Menurut Mangkuprawira dan Hubeis (2007) menyatakan
bahwa kinerja dipengaruhi dua faktor, yakni faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik dilihat dari
pengalaman, study, motivasi, health, age, emosi, ketrampilan, dan spritual. Faktor ekstrinsik dilihat dari
ABSTRACT
The research results show that there is a positive and significant influence of
work competency on employee performance at the Yogyakarta City Fire and
Rescue Service. There is a positive and significant influence of emotional
intelligence on the performance of Yogyakarta City Fire and Rescue Service
employees. There is a positive and significant influence of the physical work
environment on the performance of Yogyakarta City Fire and Rescue Service
employees. There is a positive and significant influence of work competency,
emotional intelligence, and physical work environment on the performance of
Yogyakarta City Fire and Rescue Service employees..
Page 2 of 9
945
leadership, lingkungan fisik non fisik, kompensasi, komunikasi vertikal horizontal, kontrol, fasilitas, beban
kerja, pelatihan sistem hukum serta prosedur kerja.
Uraian di atas menyatakan bahwa salah satu faktor yang dapat memengaruhi kinerja pegawai adalah
kompetensi (Mangkuprawira dan Hubeis, 2007). Menurut Edison, dkk. (2017) kompetensi diartikan
kemampuan individu dalam melaksanakan pekerjaan dengan baik dan memiliki keunggulan yang
didasarkan pada hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan, keahlian dan sikap. Menurut Sudarmanto
(2011) menyatakan kompetensi kerja sebagai atribut kualitas SDM yang berpengaruh terhadap kinerja
pegawai. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Yuningsih dan Ardianti (2019) mengungkapkan
bahwa adanya pengaruh positif antara kompetensi kerja dengan kinerja pegawai, sehingga pegawai
menyelesaikan tugasnya secara profesional, effective dan efficient.
Faktor lain yang memengaruhi kinerja adalah kecerdasan emosional (Mangkuprawira dan Hubeis, 2007).
Menurut Goleman (2003) kecerdasan emosional diartikan kemampuan dalam mengenali perasaan diri dan
perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik serta
menjalin hubungan baik dengan orang lain. Lebih lanjut, Goleman (2003) menunjukkan kecerdasan emosional
memiliki kehandalan yang sama dengan kecerdasan intelektual, bahkan terkadang lebih ampuh dari
kecerdasan intelektual, hal ini dipertegas bahwa kecerdasan intelektual menyumbang 20% bagi kesuksesan
seseorang, sementara 80% lainnya ditentukan faktor lain. Menurut Martin (2003) menegaskan jika kecerdasan
emosional memengaruhi kinerja pegawai, karena kinerja tidak hanya mencakup keterampilan kerja yang
sempurna tetapi juga kapasitas pengendalian diri, manajemen diri, dan interaksi interpersonal. Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan Octavia dan Hayati (2020) mengungkapkan bahwa semakin tinggi
kecerdasan emosional, maka kinerja yang dihasilkan pegawai akan meningkat.
Selain kompetensi kerja dan kecerdasan emosional, kinerja juga dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan
kerja fisik (Mangkuprawira dan Hubeis, 2007). Menurut Sedarmayanti (2001) lingkungan kerja fisik adalah
semua keadaan yang berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat memengaruhi pegawai
baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Suwardi dan Daryanto (2018) lingkungan kerja fisik
adalah seluruh sarana dan prasarana disekitar pegawai saat melakukan pekerjaan, yang dapat memengaruhi
kinerja pegawai. Hubungan lingkungan kerja fisik terhadap kinerja pegawai juga diungkapkan oleh Budianto
dan Kartini (2015) bahwa lingkungan kerja fisik merupakan suatu alat ukur yang akan berpengaruh terhadap
kinerja pegawai. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Rastana, Mahayasa, dan Premayani (2021)
mengungkapkan bahwa semakin baik lingkungan kerja fisik, maka akan meningkatkan kinerja pegawai.
Beberapa faktor yang telah dijelaskan di atas, perlu menjadi perhatian bagi suatu instansi untuk
memperkuat posisi instansinya dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat yang dapat dicapai
melalui sumber daya manusia yang ada di dalam instansi. Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan
Kota Yogyakarta mempunyai peranan penting seiring laju pembangunan, karena kepadatan penduduk di
wilayah perkotaan semakin tinggi. Risiko terjadinya kebakaran juga muncul seiring dengan aktivitas
masyarakat yang tinggi, kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang memengaruhi pola tingkah laku
masyarakat yang hidup di perkotaan.
Berdasarkan prasurvei peneliti terhadap Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Yogyakarta
yaitu terkait dengan kompetensi kerja. Pelatihan pegawai dan pendidikan lanjutan perlu dilakukan untuk
menambah kompetensi kerja pegawai. Hal ini, karena pegawai pemadam kebakaran juga berdinas di unit
kebakaran bandara ataupun pelabuhan. Terdapat juga yang menjadi perhatian yaitu mengenai kecerdasan
emosional, yaitu pengendalian diri. Berdasarkan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas
Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Yogyakarta Tahun 2022, yaitu kurangnya ruang kerja. Jumlah
dan kapasitas ruang kerja dan ruang untuk mendukung kegiatan dirasa belum cukup memadai, mengingat
frekuensi koordinasi dalam menunjang kegiatan pencegahan kebakaran dan operasional pemadaman,
operasional penyelamatan, serta penggunaan bahan berbahaya dan beracun sangat membutuhkan bangunan
gedung yang sesuai.