Emotional Eating Tinggi dan Rendah Pada Status Gizi Lansia Wanita

Authors

  • Wulan May Kusuma Dewi Departemen Gizi Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia, Indonesia
  • Emy Huriyati Departemen Gizi Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia, Indonesia
  • Sumarni DW Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia, Indonesia

Abstract

Latar belakang: Proporsi lansia wanita di Indonesia, khususnya di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta menunjukkan tren peningkatan yang signifikan atau sudah memasuki struktur penduduk menua sehingga perlu menuntut perhatian pada aspek kesehatan untuk komunitas lansia wanita tersebut. Emotional eating (EE) merupakan perilaku makan yang didasarkan pada mekanisme koping terhadap emosi negatif yang dirasakan dengan menambah asupan makan tinggi kalori dan cenderung lezat. EE tersebut berpotensi memengaruhi status gizi lansia wanita, namun hubungan keduanya masih kurang diteliti secara spesifik. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara EE dengan status gizi dan mengetahui perbedaan antara status gizi lansia wanita dengan EE tinggi dan EE rendah. Bahan dan Metode: Desain corss-sectional dengan 140 sampel lansia wanita di Dusun Purwobinangun, Sleman yang dipilih dengan teknik purposive sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen penelitian berupa data sosiodemografi, MNA-SF untuk skrining gizi lansia, dan DEBQ-EE untuk mengetahui skor EE. Analisis data yang digunakan dengan uji Spearman Rank dan Mann-Whitney.  Hasil: Mayoritas lansia memiliki EE rendah sebesar 86,4% dan EE tinggi sebesar 13.6%. Status gizi lansia wanita mayoritas berisiko malnutrisi sebesar 55%, 32,1% normal, dan 12,9% malnutrisi. Terdapat hubungan tak searah dan signifikan antara EE dengan status gizi (p=0,007; r=-0,226). Skor status gizi lansia wanita lebih besar pada EE rendah (Mean rank=70,71) dibandingkan dengan EE tinggi (Mean rank=69,16) tetapi tidak terdapat perbedaan signifikan (p=0,875). Kesimpulan: Semakin tinggi skor EE maka semakin rendah skor status gizi sehingga lansia dengan EE tinggi cenderung memiliki status gizi malnutrisi. Namun, tidak terdapat perbedaan signifikan antara status gizi dengan EE tinggi maupun rendah.

Downloads

Published

25-09-2025

Issue

Section

Articles

Citation Check