URGENSI ETIKA DEMOKRASI DI ERA GLOBAL: MEMBANGUN ETIKA DALAM MENGEMUKAKAN PENDAPAT BAGI MASYARAKAT AKADEMIS MELALUI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DOI:
https://doi.org/10.31316/jk.v5i2.1576Abstract
Abstrak
Istilah demokrasi secara singkat didefinisikan sebagai pemerintahan atau kekuasaan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Jika ditinjau dari sudut organisasi, negara demokrasi adalah negara yang diselenggarakan berdasarkan kehendak dan kemauan rakyat, negara demokrasi yaitu negara kedaulatan rakyat. Sedangkan etika memiliki arti: ilmu yang membahas tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan; etika dapat juga dijelaskan sebagai “ilmu pengetahuan yang membahas tentang asas-asas akhlak (moral). Adapun visi dari Pendidikan Kewarganegaraan itu sendiri yaitu agar menjadi warga negara yang baik yang memiliki civic knowledge, civic dispositions, serta mempu mengartikulasi civic skills (berkaitan dengan kecakapan intelektual: mengidentifikasi, menggambarkan, menjelaskan, menganalisis, menilai, dan mengambil serta mempertahankan posisi atas suatu isu; dan kecakapan partisipatif: berinteraksi, memantau, dan memengaruhi) dalam kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara yang demokratis. Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan dapat melahirkan warga negara demokratis yang memiliki kecerdasan, kritis, bertanggung jawab serta partisipatif dalam menghadapi perubahan sabagai akibat dan tantangan globalisasi.
Kata kunci: Etika Demokrasi, Demokrasi Pancasila, Pendidikan Kewarganegaraan
Â
abstract
The term democracy is briefly defined as the government or power of the people, by the people, and for the people. When viewed from the point of view of the organization, a democratic state is a country organized based on the will and will of the people, a democratic state that is a country of people's sovereignty. While ethics has a meaning: science that discusses what is commonly done or the science of customs; ethics can also be described as "the science of moral principles." The vision of Citizenship Education itself is to be a good citizen who has civic knowledge, civic dispositions, and articulate civic skills (relating to intellectual proficiency: identifying, describing, describing, analyzing, assessing, and taking and maintaining positions on an issue; and participatory skills: interacting, monitoring, and influencing) in the lives of democratic societies, nations, and countries. Citizenship Education is expected to give birth to democratic citizens who have intelligence, critical, responsible and participatory in the face of changes such as the consequences and challenges of globalization.
Keywords: Democratic Ethics, Pancasila Democracy, Citizenship Education
References
DAFTAR PUSTAKA
Bertens, K. 1993. Etika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Branson, Margaret S, et. al. 1999. Belajar “Civic Education†dari Amerika. Yogyakarta: LKiS.
Cogan, John J. & Derricot, Ray. 1998. Citizenship for The 21st Century: An International Perspective on Education. London: Kogan Page.
Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kemenristekdikti.
European Commission (Directorate-General for Education and Culture). 2005. Citizenship Education at School in Europe (Survey). Belgium: Eurydice.
Kaelan. 2013. Negara Kebangsaan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma
Lickona, T. 1991. Educating for Character: How Our Schools Can Teach Respect and Responsibility. Buku terjemahan Juma Abdu Wamaungo. Jakarta: Bumi Aksara.
Sapriya. 2012. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kemenag RI.
Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Undang-Undang No. 09 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Winarno. 2014. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan: Isi, Strategi, dan Penilaian. Jakarta: Bumi Aksara.
Winataputra, Udin S. & Budimansyah, Dasim. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan dalam Perspektif Internasional: Konteks, Teori, dan Profil Pembelajaran. Bandung: Widya Aksara Press.
Zamroni. 2003. Pendidikan untuk Demokrasi: Tantangan Menuju Civil Society. Yogyakarta: BIGRAF Publishing.
Zuchdi, Darmiyati. 2009. Humanisasi Pendidikan: Menemukan Kembali Pendidikan yang Manusiawi. Jakarta: Bumi Aksara.
https://suud.co.id/pendidikan/pendidikan-kewarganegaraan-dan-demokrasi-indonesia/ Diakses pada tanggal 07-08-2018, pukul 15.07.
https://mti.binus.ac.id/2017/07/03/penyalahgunaan-informasiberita-hoax-di-media-sosial/ Diakses pada tanggal 10-08-2018, pukul 09.48.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
-
The journal allow the authors to hold the copyright without restrictions and allow the authors to retain publishing rights without restrictions.
-
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).
This work is licensed under a Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.