PENERAPAN FILOSOFI SUNDA “SOMÉAH HADÉ KA SÉMAH†DALAM INTERAKSI VIRTUAL
DOI:
https://doi.org/10.31316/jk.v5i2.1958Abstract
Abstrak
Tiap suku bangsa memiliki nilai budaya yang dipegang oleh masyarakatnya sebagai pegangan dalam berkehidupan sehari-hari, termasuk di dalamnya adalah interaksi sosial. Dalam berinteraksi sosial, masyarakat Sunda terkenal dengan keramahannya, sesuai dengan filosofi “Soméah Hadé ka Sémah†yang bermakna berbuat baik, ramah, dan sopan kepada setiap orang. Sesuai dengan perkembangan zaman, interaksi sosial kini tidak terbatas ruang dan waktu, memberikan kebebasan bagi tiap individu untuk dapat berinteraksi dengan orang lain. Namun, hal ini membuat orang lupa bahwa hakikatnya berinteraksi secara virtual sama dengan berinteraksi secara langsung. Ada nilai dan norma yang harus dipegang sebagai batasan dalam berinteraksi. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perbedaan antara interaksi langsung dengan virtual. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dan ditujukan untuk membandingkan data yang diperoleh baik dari berbagai rujukan maupun dari lapangan. Hasil penelitian menunjukkan sebagian orang memanfaatkan kebebasan yang ada dalam interaksi virtual untuk berinteraksi dengan orang lain tanpa mempertimbangkan nilai yang berlaku di masyarakat. Hal ini didasari oleh kebebasan dan kerahasiaan identitas dalam interaksinya. Penelitian ini menunjukkan faktor-faktor yang mengakibatkan sebagian orang merasa abai terkait nilai di dunia digital. Harapannya, penelitian ini dapat menjadi pembanding dengan teori yang sudah ada dan sebagai rujukan dalam memecahkan masalah di masyarakat.
Kata kunci: Interaksi, virtual, filosofi, soméah, identitas, komunikasi
Â
Abstract
Each nation has cultural values its people hold as a grip on day-to-day living, including social interaction. In social interaction, sundanese are known for their hospitality, which fits the “Soméah Hadé ka Sémah†philosophy which means to be kind, gracious, and courteous to everyone. In keeping with the development of times, social interaction is now infinite in time and space, allowing freedom for each individual to interact with each other, but it makes one forgets that virtual interaction is essentially equivalent to face-to-face interaction. There are values and norms that must be held as boundaries in interacting. To that end, this study aims to examine the differences between direct and virtual interaction. Qualitative research methods are used to compare data obtained from both referrals and the field. Studies show that some people uses the freedom available in virtual interaction to interact with others without considering the values that prevail in society. This is caused by the freedom and anonymity it has. This study shows factors that have caused some people to neglect the values that exist in the digital world. Hopefully, it can appeal to existing theories and be used as a reference to solve problems in the society.
Keywords: Interaction, virtual, philosophy, soméah, identity, communication
References
DAFTAR PUSTAKA
Azhar, I. (2018). Interaksi Virtual Remaja di Media Sosial.
Bertens, K. (2017). Etika: Sesi Filsafat Atma Jaya-15.
Dewantara, J. A., & Nurgiansah, T. H. (2021a). Peningkatan Keaktifan Belajar Melalui Penerapan Model Picture And Picture Dalam Pembelajaran PPKn di Sekolah Dasar. Jurnal Publikasi Pendidikan, 11(3), 234–241.
Dewantara, J. A., & Nurgiansah, T. H. (2021b). Strengthening Pancasila Values During the Covid-19 Pandemic. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(4), 2411–2417.
Fahrimal, Y. (2018). Netiquette: Etika Jejaring Sosial Generasi Milenial Dalam Media Sosial. Jurnal Penelitian Pers Dan Komunikasi Pembangunan, 22(1), 69-78.
Hernikawati, D. (2019). Netiquette Analysis of Youtube Content in The Covid-19 Pandemic. Jurnal Penelitian Komunikasi.
Hidayati, R. (2013). Materi IlmuKomputer.Com. Dikutip dari https://ilmukomputer.org/wp- content/uploads/2013/07/rima- virtualisasi.pdf
Khasinah, S. (2015). Interaksi Ekstratekstual dalam Proses Bercerita kepada Anak Usia Dini. Pusat Jurnal UIN Ar- Raniry.
Nurgiansah, T. H. (2020). Build An Attitude of Nationalism Students At SDN 7 Kadipaten With The Method of Discusion In The Subject PPKn. Jurnal Serunai Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan STKIP Budi Daya Binjai, 9(1), 1–11.
Nurgiansah, T. H. (2021). Pemanfaatan E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. JINTECH: Journal of Information Technology, 2(2), 138–146.
Prabowo, Y. D. (2015). Organisasi Virtual, dari Makna Leksikal Hingga Implementasi.
Rachman, F., Ryan, T., Kabatiah, M., Batubara, A., Pratama, F. F., & Nurgiansah, T. H. (2021). Pelaksanaan Kurikulum PPKn pada Kondisi Khusus Pandemi Covid-19. Jurnal Basicedu, 5(6), 5682–5691.
Setiawan, E. (2021). Arti kata interaksi - Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Setiawan, E. (2021). Arti kata digital - Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Sosiawan, E. A. (2016). Penggunaan Situs Jejaring Sosial sebagai Media Interaksi dan Komunikasi di Kalangan Mahasiswa. Semarang: PT Cahya Abadi.
Syafnidawati. (2020). Digital - UNIVERSITAS RAHARJA. Universitas Raharja.
Yuliarti, M. S. (2020). Interaksi Sosial dalam Masa Krisis: Berkomunikasi Online Selama Pandemi COVID-19. Prosiding Nasional Covid-19
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
-
The journal allow the authors to hold the copyright without restrictions and allow the authors to retain publishing rights without restrictions.
-
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).
This work is licensed under a Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.