PENERAPAN FILOSOFI SUNDA “SOMÉAH HADÉ KA SÉMAH” DALAM INTERAKSI VIRTUAL

Authors

  • Andika Ardiyansyah Institut Teknologi Bandung
  • Davina Naja Suryantoro Institut Teknologi Bandung
  • Pieter Sutrisna Institut Teknologi Bandung
  • Soraya Sekar Mustika A Kadir Institut Teknologi Bandung

DOI:

https://doi.org/10.31316/jk.v5i2.1958

Abstract

Abstrak

Tiap suku bangsa memiliki nilai budaya yang dipegang oleh masyarakatnya sebagai pegangan dalam berkehidupan sehari-hari, termasuk di dalamnya adalah interaksi sosial. Dalam berinteraksi sosial, masyarakat Sunda terkenal dengan keramahannya, sesuai dengan filosofi “Soméah Hadé ka Sémah†yang bermakna berbuat baik, ramah, dan sopan kepada setiap orang. Sesuai dengan perkembangan zaman, interaksi sosial kini tidak terbatas ruang dan waktu, memberikan kebebasan bagi tiap individu untuk dapat berinteraksi dengan orang lain. Namun, hal ini membuat orang lupa bahwa hakikatnya berinteraksi secara virtual sama dengan berinteraksi secara langsung. Ada nilai dan norma yang harus dipegang sebagai batasan dalam berinteraksi. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perbedaan antara interaksi langsung dengan virtual. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dan ditujukan untuk membandingkan data yang diperoleh baik dari berbagai rujukan maupun dari lapangan. Hasil penelitian menunjukkan sebagian orang memanfaatkan kebebasan yang ada dalam interaksi virtual untuk berinteraksi dengan orang lain tanpa mempertimbangkan nilai yang berlaku di masyarakat. Hal ini didasari oleh kebebasan dan kerahasiaan identitas dalam interaksinya. Penelitian ini menunjukkan faktor-faktor yang mengakibatkan sebagian orang merasa abai terkait nilai di dunia digital. Harapannya, penelitian ini dapat menjadi pembanding dengan teori yang sudah ada dan sebagai rujukan dalam memecahkan masalah di masyarakat.

Kata kunci: Interaksi, virtual, filosofi, soméah, identitas, komunikasi

 

Abstract

Each nation has cultural values its people hold as a grip on day-to-day living, including social interaction. In social interaction, sundanese are known for their hospitality, which fits the “Soméah Hadé ka Sémah†philosophy which means to be kind, gracious, and courteous to everyone. In keeping with the development of times, social interaction is now infinite in time and space, allowing freedom for each individual to interact with each other, but it makes one forgets that virtual interaction is essentially equivalent to face-to-face interaction. There are values and norms that must be held as boundaries in interacting. To that end, this study aims to examine the differences between direct and virtual interaction. Qualitative research methods are used to compare data obtained from both referrals and the field. Studies show that some people uses the freedom available in virtual interaction to interact with others without considering the values that prevail in society. This is caused by the freedom and anonymity it has. This study shows factors that have caused some people to neglect the values that exist in the digital world. Hopefully, it can appeal to existing theories and be used as a reference to solve problems in the society.

Keywords: Interaction, virtual, philosophy, soméah, identity, communication

References

DAFTAR PUSTAKA

Azhar, I. (2018). Interaksi Virtual Remaja di Media Sosial.

Bertens, K. (2017). Etika: Sesi Filsafat Atma Jaya-15.

Dewantara, J. A., & Nurgiansah, T. H. (2021a). Peningkatan Keaktifan Belajar Melalui Penerapan Model Picture And Picture Dalam Pembelajaran PPKn di Sekolah Dasar. Jurnal Publikasi Pendidikan, 11(3), 234–241.

Dewantara, J. A., & Nurgiansah, T. H. (2021b). Strengthening Pancasila Values During the Covid-19 Pandemic. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(4), 2411–2417.

Fahrimal, Y. (2018). Netiquette: Etika Jejaring Sosial Generasi Milenial Dalam Media Sosial. Jurnal Penelitian Pers Dan Komunikasi Pembangunan, 22(1), 69-78.

Hernikawati, D. (2019). Netiquette Analysis of Youtube Content in The Covid-19 Pandemic. Jurnal Penelitian Komunikasi.

Hidayati, R. (2013). Materi IlmuKomputer.Com. Dikutip dari https://ilmukomputer.org/wp- content/uploads/2013/07/rima- virtualisasi.pdf

Khasinah, S. (2015). Interaksi Ekstratekstual dalam Proses Bercerita kepada Anak Usia Dini. Pusat Jurnal UIN Ar- Raniry.

Nurgiansah, T. H. (2020). Build An Attitude of Nationalism Students At SDN 7 Kadipaten With The Method of Discusion In The Subject PPKn. Jurnal Serunai Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan STKIP Budi Daya Binjai, 9(1), 1–11.

Nurgiansah, T. H. (2021). Pemanfaatan E-Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. JINTECH: Journal of Information Technology, 2(2), 138–146.

Prabowo, Y. D. (2015). Organisasi Virtual, dari Makna Leksikal Hingga Implementasi.

Rachman, F., Ryan, T., Kabatiah, M., Batubara, A., Pratama, F. F., & Nurgiansah, T. H. (2021). Pelaksanaan Kurikulum PPKn pada Kondisi Khusus Pandemi Covid-19. Jurnal Basicedu, 5(6), 5682–5691.

Setiawan, E. (2021). Arti kata interaksi - Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Setiawan, E. (2021). Arti kata digital - Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Sosiawan, E. A. (2016). Penggunaan Situs Jejaring Sosial sebagai Media Interaksi dan Komunikasi di Kalangan Mahasiswa. Semarang: PT Cahya Abadi.

Syafnidawati. (2020). Digital - UNIVERSITAS RAHARJA. Universitas Raharja.

Yuliarti, M. S. (2020). Interaksi Sosial dalam Masa Krisis: Berkomunikasi Online Selama Pandemi COVID-19. Prosiding Nasional Covid-19

Published

2021-12-02