Peningkatan Kapasitas Masyarakat yang Tinggal di Dalam dan Luar Kawasan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh Riau melalui Budidaya Lebah Kelulut
DOI:
https://doi.org/10.31316/jk.v6i3.3933Abstract
Abstrak
Budidaya lebah tidak bersengat merupakan salah satu program pemberdayaan yang dipilih oleh Balai TNBT sejak 2018. Perbedaan karakteristik masyarakat yang berada di dalam dengan luar kawasan menjadi tantangan dalam melakukan kegiatan pemberdayaan ini. Tujuan penelitian ini adalah menginformasikan proses kemajuan dan perkembangan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang tinggal di dalam dan luar kawasan TNBT melalui budidaya kelulut. Studi dilakukan pada tahun 2019 pada lima dusun yang berada di dalam kawasan dan tiga desa/dusun yang berada di luar kawasan. Kegiatan yang dilakukan adalah (1) pembentukan Kelompok Tani Hutan (KTH), (2) pelatihan budidaya kelulut, (3) pemberian bantuan, (4) pendampingan, dan (5) pemasaran. Indikator yang digunakan adalah produksi madu kelulut, pendapatan, dan kondisi koloni di akhir tahun 2019. Hasi menunjukkan bahwa terjadi peningkatan produksi madu kelulut dan penghasilan pada semester kedua tahun 2019. Meskipun ada permasalahan dalam kegiatan pemberdayaannya, masyarakat yang tinggal di luar kawasan memiliki semangat dan inisiatif yang lebih dibanding masyarakat yang tinggal di dalam kawasan. Akan tetapi, pada parameter kondisi koloni kelulut setelah diberikan bantuan menunjukkan bahwa masyarakat yang tinggal di dalam kawasan TNBT memiliki kemampuan lebih baik dalam merawat dan menjaga koloni. Sedangkan masyarakat di luar kawasan cenderung memiliki beberapa dinamika yang berbeda dalam aspek pengembangan budidaya kelulut.
Kata Kunci: Taman Nasional Bukit Tiga Puluh, Pemberdayaan Masyarakat, Budidaya Kelulut, Suku Talang Mamak
References
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. (2014). Kajian indikator Sustainable Development Goals ( SDGs ). Badan Pusat Statistik. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Bappenas. (2017). Ringkasan metadata tujuan pembangunan berkelanjutan (TPB)/ indikator sustainable development goals (SDGS) indonesia. Kementerian PPN / Bappenas. Jakarta: Bappenas.
Daraba, D. (2015). Factors Affecting the Success Empowerment Program of the Poor. Sosiohumaniora, 17(2), 168–169.
Djelau, I., Panjaitan, P., & Susdiyanti, T. (2014). Kajian kelembagaan terhadap keberhasilan kelompok tani hutan rakyat di desa durjela kecamatan Pulau-Pulau Aru kepulauan Aru, Maluku. Jurnal Nusa Sylva, 14(1), 43–54.
Faisal, G. & Wihardyanto, D. (2014). Studi tata ruang rumah tinggal suku Talang Mamak. Jurnal Tessa Arsitektur, 12(2), 97–104.
Fatimah, S. N. (2018). Solidaritas Sosial Masyarakat Jawa Perantauan di Kampung Jawa Kota Tanjungpinang. Jurnal Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial Politik. Universitas Maritim Raja Ali Haji. Retrieved from http://repository.umrah.ac.id/107/
Firmansyah, H. (2012). ketercapaian indikator keberdayaan masyarakat dalam program pemberdayaan fakir miskin (P2FM) di kota Banjarmasin. Jurnal Agribisnis Perdesaan, 02(02), 172–180.
Hamid, S. A., Salleh, M. S., Thevan, K., & Hashim, N. A. (2016). Distribution and morphometrical variations of stingless bees (Apidae: Meliponini) in urban and forest areas of Penang Island, Malaysia. Journal of Tropical Resources and Sustainable Sciences, 4(1), 1–5.
Hassan, H. (2011). Chemical composition and nutritional value of palm pollen grains. Global J Biotechnol Biochem, 6, 1–7.
Kek, S. P., Chin, N. L., Yusof, Y. A., Tan, S. W., & Chua, L. S. (2018). Classification of entomological origin of honey based on its physicochemical and antioxidant properties. International Journal of Food Properties, 20(3), S2723–S2738. https://doi.org/10.1080/10942912.2017.1359185
Kuswanda, W. & Mukhtar, A. (2006). Potensi masyarakat dan peranan kelembagaan di zona penyangga taman nasional bukit tiga puluh. Jurnal Penelitian Hutan Dan Konservasi Alam, 3(4), 459–475.
Leonhardt, S. D., Dworschak, K., Eltz, T., & Bluthgen, N. (2007). Foraging loads of stingless bees and utilisation of stored nectar for pollen harvesting. Apidologie, 38, 125–135. https://doi.org/10.1051/apido:2006059
Melyana, M., Yoza, D., & Arlita, T. (2015). Interaksi sosial ekonomi masyarakat terhadap kawasan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (studi kasus desa Rantau Langsat Kecamatan Batang Gansal Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau). JOM Faperta, 2(2), 1–8.
Noor, M. (2011). Pemberdayaan masyarakat. Dedikasi: Journal of Community Engagment, I(2), 87–99. https://doi.org/10.31227/osf.io/weu8z
Palilati, S. (2015). Karakteristik orang Jawa transmigrasi dan orang Jawa perantauan : studi komparasi di Gorontalo. Universitas Negeri Gorontalo. Retrieved from https://repository.ung.ac.id/skripsi/show/231410086/karakteristik-orang-jawa-transmigrasi-dan-orang-jawa-perantauan-studi-komparasi-di-gorontalo.html#
Pratama, C. (2013). Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberdayaan perempuan desa joho di lereng gunung wilis. Kebijakan Dan Manajemen Publik, 1(1), 4–6. Retrieved from www.antarajatim.com
Priawandiputra, W., Azizi, M., Rismayanti, Djakaria, K., Wicaksono, A., Raffiudin, R., & Buchori, D. (2020). Lebah tanpa sengat (stingless bees) panduan budidaya lebah tanpa sengat (stingless bees ) di desa perbatasan hutan. (W. Priawandiputra, Ed.), ZSL Indonesia (1st ed.). Bogor.
Pribadi, A. (2020). Produktivitas panen propolis mentah lebah Trigona itama cockerell (hymenoptera: apidae) menggunakan propolis trap dan manipulasi lingkungan di Riau. Majalah Ilmiah Biologi Biosfera : A Scientific Journal, 37(2), 60–68. https://doi.org/10.20884/1.mib.2020.37.2.1045
Pribadi, A., & Wiratmoko, M. E. (2019). Karakteristik madu lebah hutan (Apis dorsata fabr.) dari berbagai bioregion di Riau. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 37(3), 185–200.
Pribadi, A., Yunianto, A. S., Hajjah, N., & Sarah, F. A. (2020). Pemberdayaan dan usaha peningkatan ekonomi suku Talang Mamak di kawasan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh melalui budidaya kelulut (Heterotrigona itama). In Unri Conference Series: Community Engagement (Vol. 2, pp. 98–105). Pekanbaru: Universitas Riau. https://doi.org/10.31258/unricsce.2.98-105
Taman Nasional Bukit Tiga Puluh. (2017). Taman Nasional Bukit Tiga Puluh: Keanekaragaman dan Pesona Bukit Tiga Puluh. Rengat: Taman Nasional Bukit Tiga Puluh.
Rasmussen, C. (2008). Catalog of the Indo-Malayan/Australasian stingless bees (Hymenoptera: Apidae: Meliponini). Auckland, New Zealand: Magnolia Press.
Riendriasari, S. D., & Krisnawati. (2017). Produksi propolis mentah lebah madu Trigona spp. di Pulau Lombok. Jurnal Hutan Tropika, 1(1), 71–75. https://doi.org/10.32522/u-jht.v1i1.797
Roulston, T. H., Cane, J. H., & Buchmann, S. L. (2000). What governs protein content of pollen: pollinator preferences, pollen–pistil interactions, or phylogeny? Ecological Monographs, 70(4), 617–643. https://doi.org/https://doi.org/10.1890/0012-9615(2000)070[0617:WGPCOP]2.0.CO;2
Sakagami, S. F., Inoue, T., & Salmah, S. (1990). Stingless bees of central Sumatra. In S. F. Sakagami, R. Ohgushi, & D. W. Roubik (Eds.), Natural history of social wasps and bees in equatorial Sumatra. Sapporo: Hokkaido University Press.
Samsoedin, I. & Pramono, I, B. (1996). Studi kemungkinan perluasan areal Taman Nasional Bukit Tiga Puluh di provinsi Jambi. Bogor.
Shamsudin, S., Selamat, J., Sanny, M., Shamsul Bahari, A. R., Jambari, N. N., & Khatib, A. (2019). A comparative characterization of physicochemical and antioxidants properties of processed Heterotrigona itama honey from different origins and classification by chemometrics analysis. Molecules, 24(21), 1–20. https://doi.org/10.3390/molecules24213898
Sinaga, W. (1999). Kondisi dan permasalahan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh. In Lokakarya Daerah Penyangga Taman Nasional Bukit Tiga Puluh. Rengat: Bappeda dan TNBT.
Soetomo. (2011). Pemberdayaan masyarakat mungkinkah muncul. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sumodiningrat, G. (1999). Pemberdayaan masyarakat dan JPS. Jakarta: Gramedia.
TFCA-Sumatera. (2016). Taman Nasional Bukit Tiga Puluh. Retrieved September 23, 2020, from http://tfcasumatera.org/bentang_alam/taman-nasional-bukit-tiga-puluh/
Wiratmoko, M. D. E., & Pribadi, A. (2020). Physicochemical characteristics of west Sumatera’s forest honey. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 415(1). https://doi.org/10.1088/1755-1315/415/1/012015
Yoesoef, N. (1992). Masyarakat terasing dan kebudayaannya di propinsi Riau. Pekanbaru: Telaga Karya.
Yunianto, A. & Sutrisno, E. (2019). Pembentukan kelompok tani hutan sebagai upaya resolusi konflik melalui konsep pemberdayaan masyarakat di KHDTK Kepau Jaya. In Unri Conference Series: Community Engagement (Vol. 1, pp. 74–82). https://doi.org/10.31258/unricsce.1.74-82
Zulfa. (2007). Adat perkawinan suku talang mamak di desa Talang Jerinjing kecamatan Rengat Barat. Jurnal Ilmu Budaya, 3(2), 37–51.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 Avry Pribadi, Michael Daru Enggar Wiratmoko

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
-
The journal allow the authors to hold the copyright without restrictions and allow the authors to retain publishing rights without restrictions.
-
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).
This work is licensed under a Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.