Dampak Budaya Adat Wailaki Terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Studi Ekologi Administrasi) di Desa Mausambi Kecamatan Maurole Kabupaten Ende

Authors

  • Irmawati Irmawati Pascasarjana Universitas Nusa Cendana Kupang
  • Aloysius Liliweri Pascasarjana Universitas Nusa Cendana Kupang
  • Lenny M. Tamunu Pascasarjana Universitas Nusa Cendana Kupang

DOI:

https://doi.org/10.31316/jk.v6i2.4048

Abstract

Abstrak

Budaya adat “Wailaki†merupakan bentuk partisipasi luas kelompok masyarakat yang mempunyai ikatan darah dan ikatan emosional dalam suatu peristiwa tertentu yang diselenggarakan oleh salah satu pihak didalam wilayah budaya adat di Desa Mausambi yang terjadi pada moment-moment khusus misalnya kematian, perkawinan, khitanan, sambut baru, pembangunan rumah dan berbagai hajatan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan memberikan gambaran tentang proses penerapan budaya adat “Wailaki†dan dampak positif dan negartif yang ditimbulkan dalam pelaksanaan Budaya adat “Wailakiâ€. Jenis penelitian dengan menggunakan studi kasus dengan studi kasus intrinsik (Intrinsic case study) yang ingin memahami suatu kasus tertentu karena kekhususanya atau keunikanya, kedua studi kasus instrumental (Instrumental case study) yang digunakan untuk meneliti suatu kasus agar tersaji sebuah perspektif tentang suatu isu atau teori. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam proses penerapan budaya adat “Wailaki†di Desa Mausambi, Kecamatan Maurole, Kabupaten Ende ternyata menghasilkan dampak Positif maupun negatif diantaranya untuk dampak Positif 1. Adanya rasa gotong royong, 2. Untuk Mempererat rasa kekeluargaan/kelompok yang kuat, 3. Membantu yang membutuhkan, 4. Adanya rasa sama tinggi dan sama rendah, 5. Untuk melestarikan budaya, sedangkan untuk dampak Negatifnya : 1. Biaya hidup yang meningkat, 2. Harta benda, hewan terjual atau digadaikan, 3. Biaya pendidikan anak sulit, 4. Pembangunan dan renofasi rumah terhambat, 5. Adanya kesenjangan sosial. Dalam pelaksanaan budaya adat “Wailaki†harusnya disesuaikan dengan keadaan ekonomi masyarakat sehingga tidak membebankan masyarakat baik secara ekonomi maupun gengsi pribadi/kelompok sehingga berpengaruh terhadap kelanjutan kesejahteraan masyarakat didalam budaya adat khususnya dan masyarakat di Desa Mausambi, Kecamatan Maurole, Kabupaten Ende pada Umumnya. Disimpulkan bahwa proses penerapan budaya adat “Wailaki†dan dampak positif dan negatif yang ditimbulkan dari penerapannya perlu memperhatikan keadaan ekonomi masyarakat atau kelompok dalam adat sehingga tidak membebankan baik secara ekonomi maupun gengsi pribadi atau kelompok, perlu adanya peran pemerintah desa dan Kabupaten untuk menata kembali proses penerapan budaya adat “Wailaki†di Desa Mausambi, Kecamatan Maurole, Kabupaten Ende sehingga kesejahteraan masyarakat dapat meningkat.

Kata Kunci : Budaya adat “Wailakiâ€, Kesejahteraan Masyarakat

 

Abstract

The customary culture of "Wailaki" is a form of widespread participation of community groups that have blood ties and emotional ties in a particular event held by one of the parties within the traditional culture area of Mausambi village that occurs at special moments such as death, marriage, circumcision, New, home construction and various other celebrations. This study aims to explain and provide an overview of the process of applying the customary culture of "Wailaki" and the positive and nega- tive impacts posed in the implementation of the Indigenous Culture "Wailaki". Types of research using case studies with intrinsic case study that wish to understand a particular case because of its specificity or uniqueness, the two instrumental case studies used to examine a case in order to present a perspective on an issue or theory. The results showed that in the process of applying the customary culture of "Wailaki" in Mausambi Village, Maurole District, Ende Regency resulted in Positive and Negative Impacts such as Positive Impact 1. The sense of gotong royong, 2. To Strengthen the sense of kinship / strong group, 3 Helping the needy 4. The taste of the same high and the same low 5. To preserve the culture, while for the negative impact: 1. Increased living costs, 2. Property, animals sold or mortgaged, 3. Child education expenses difficult, 4. Development and renovation of the house is inhibited, 5. The existence of social inequality. In the implementation of custom culture "Wailaki" should be adjusted to the economic condition of the community so as not to burden the society both economically and prestige person / group so as to affect the continuity of the welfare of society in custom culture especially and society in Mausambi Village, Maurole District, Ende Regency in General. It is concluded that the process of applying the customary culture of "Wailaki" and the positive and negative impacts arising from its application need to take into account the economic condition of the community or groups in adat so as not to impose both the economy and the personal or group prestige, it is necessary for the role of village and regency government to reorganize the process The application of customary culture "Wailaki" in Mausambi Village, Maurole District, Ende District so that people's welfare can increase.

Keywords: Traditional Culture "Wailaki", Community Welfare

References

DAFTAR PUSTAKA

Ali Khomsan, Arya Hadi Dharmawan, Saharudin,Alfiasari, Hidayat Syarif, Dadang Sukandar, 2015. Indikator Kemiskinan Dan Misklasifikasi Orang Miskin,Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Anton M. Muliono, 1996, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara.

Anwar Iskandar, 1986, Membina Keluarga Bahagia Dan Sejahtera, Jakarta : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Arikunto, Suharsimi, (2005), Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta.

Budi Setiawan, 2010, Tesis Kebijakan Pembangunan Sosial Masyarakat Adat Orang Rimba, Jakarta : Universitas Indonesia.

Indra, Benge, 2004, Penelitian Pengaruh hukum adat terhadap perkembangan ekonomi masyarakat dayak, Yogyakarta : Universitas Gadja Mada.

Koentjaraningrat, 2015. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan, Jakarta : PT. Gramedia.

Matthew B. Miles, A. Michael Huberman, 2014. Analisis Data Kualitatif, Jakarta : Universitas Indonesia

Neng Kamarni, 2008, Penelitian Analisis Modal Sosial Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat.

Pamudji, S. 2004. Ekologi Administrasi Negara. Jakarta : Bumi Aksara.

Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2001 Tentang pedoman umum pengaturan mengenai Desa.

Persons, 2002, Daya Kekuatan Simbol, Yogyakarta : Kanisius.

Prasetya Tri Joko. Dkk, 1991, Ilmu Budaya Dasar, Jakarta.

Putnam, Robert D, 1993, The Prosperous Community : Sosial Capital And Public Life,The American Prospect No.13 Spring.

Reny Triwardani Dan Christina Rochayanti, 2005, Penelitian Implemantasi Kebijakan Desa Dalam Upaya Pelestarian Budaya Lokal. Yogyakarta : Universitas Pembangunan Nasional Veteran.

Riggs, Fred W, 1978. Administration in Developing Countries : The Theory of Prismatic Society, Houghton Mifflin Company, Boston.

Sedarmayanti, 2001. Sumber daya manusia dan Produktivitas Kerja, Bandung : Mandar Maju.

Siagian, Sondang P. 1976. Administrasi dan Pembangunan, Jakarta: Gunung Agung.

Soeharto Edi, 2005, Analisis Kebijakan Publik (Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan Kebijakan Sosial), Bandung : Alfa Beta.

Soelaeman Munandar M., 2001, Ilmu Budaya Dasar Satu Pengantar. Bandung : PT Ratika Aditama.

Sugiono, 2002, Metode Penelitian Administrasi, Bandung : Alfabet.

Sukidin dkk, (2003), Pengantar Ilmu Budaya, Surabaya : Insan Cendekia.

Susetiawan, 2009, Pembangunan Dan Kesejahteraan Masyarakat (ketidakberdayaan para pihak melawan konstruksi neoliberalisme), Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.

Syaukani, 2002, Otonomi Daerah Dalam Negara Kesatuan, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa.

Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas.

Downloads

Published

2022-09-13