Peran Generasi Muda dalam Melestarikan Bahasa Indonesia di Era Globalisasi

Authors

  • Calista Putri Tanujaya Universitas Tarumanagara
  • Devy Yulyana Universitas Tarumanagara
  • Evelyn Natasha Universitas Tarumanagara
  • Muhammad Restu Arrasyiid Universitas Tarumanagara
  • Yohanes Jeriko Giovanni Universitas Tarumanagara

DOI:

https://doi.org/10.31316/jk.v6i4.4221

Abstract

Abstrak

Para pahlawan pejuang kemerdekaan Indonesia telah bersusah payah dalam merebut hak kemerdekaan bangsa kita agar lepas dari para penjajah dan mendapatkan pengakuan dari mata dunia bahwa Indonesia merupakan bangsa yang merdeka dan berdaulat. Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 dan Indonesia menetapkan Pancasila sebagai ideologi negara dan sang saka merah putih sebagai simbol negara. Namun, sebagai negara yang merdeka dan berdaulat, Indonesia memerlukan suatu identitas negara serta Bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi bangsa. Maka pada tanggal 18 Agustus 1945 ditetapkan Bahasa Indonesia sebagai identitas negara dan Bahasa Indonesia menjadi Bahasa persatuan. Bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa Indonesia sangat berperan penting dalam menunjukan keberadaan Indonesia di mata dunia. Walau ditetapkan sebagai Bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945, Bahasa Indonesia sudah lahir dari sebelum kemerdekaan. Tepatnya pada saat kongres pemuda kedua yang dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 1928 atau yang sekarang kita kenal sebagai Sumpah Pemuda. Bahasa Indonesia sendiri juga sudah mengalami banyaknya perkembangan. Di era globalisasi sekarang juga, banyak hal yang terkena dampak dari perubahan zaman dan dampak dari globalisasi. Salah satu dampaknya adalah terancamnya eksistensi Bahasa Indonesia yang merupakan Bahasa persatuan kita. Banyak sekali Bahasa asing yang kita gunakan sebagai Bahasa komunikasi sehari-hari, dan banyak juga pencampuran Bahasa Indonesia dengan Bahasa asing. Oleh sebab itu, kita harus menjaga dan ikut berperan dalam menjaga eksistensi Bahasa Indonesia. Sebagaimana yang tertuang dalam sumpah pemuda, sudah seharusnya kita para generasi muda berperan dalam menjaga kelestarian Bahasa Indonesia di era globalisasi ini.

Kata Kunci: Bahasa Indonesia, Identitas Nasional, Globalisasi, Generasi Muda.

 

Abstract

The heroes of Indonesian independence fighters have tried hard to seize the rights of our nation's independence in order to get freedom from the invaders and gain recognition from the eyes of the world that Indonesia is an independent and sovereign nation. Indonesia became independent on August 17, 1945 and Indonesia established Pancasila as the state ideology including red and white flag as the state symbol. However, Indonesia needs a national identity and a language that is used for national communication as a sovereign, independent nation. As a result, Indonesian was chosen as the state's identity and as the unifying language on August 18, 1945. The Indonesian nation's identity, Indonesian, plays a significant part in demonstrating Indonesia's presence to the rest of the globe. Indonesian was created prior to independence, despite being declared the state language on August 18, 1945. Specifically, during the second youth congress, which took place on October 28, 1928, and which is also known as the Youth Pledge. Many things in the current globalization era are affected by the passing of time and the effects of globalization. One of them is the threat to the existence of Indonesian, the language that unites us. We communicate in a variety of foreign languages on a regular basis, and many people also combine these languages with Indonesian. As a result, we must preserve the Indonesian language and contribute to its existence. The younger generation should effectively protect the Indonesian language in the age of globalization, as stated in the youth oath.

Keywords: Indonesian Language, National Identity, Globalization, Young Generation

References

DAFTAR PUSTAKA

Antari LPS. (2019). Bahasa Indonesia Sebagai Identitas Nasional Indonesia.

Arfiansyah, Taufieq Renaldi. 2022. “Sejarah Bahasa Indonesia” https://www.kompas.com/tren/read/2022/06/17/180000365/sejarah-Bahasa-Indonesia?page=all. Diakses pada 30 September 2022.

Bhayangkara, Chyntia Sami. 2021. “Isi Sumpah Pemuda dan Maknanya yang Mendalam”, tersedia di situs: https://www.suara.com/news/2021/12/16/083859/isi-sumpah-pemuda-dan-maknanya-yang-mendalam. Diakses pada tanggal 8 Oktober 2022.

Firdausi, Fadrik Aziz. 2020. “Sejarah Bahasa Melayu sebagai Lingua Franca di Asia Tenggara” https://tirto.id/sejarah-Bahasa-melayu-sebagai-lingua-franca-di-asia-tenggara-eBCU. Diakses pada 30 September 2022.

Kusumawati, TI. (2018). Peranan Bahasa Indonesia Dalam Era Globalisasi. Nizhamiyah, Vol. VIII, 69-72.

Murti, S. (2015). Eksistensi Penggunaan Bahasa Indonesia di Era Globalisasi. Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB, 178.

Nurisman E. (2022). “Risalah Tantangan Penegakan Hukum Tindak Pidana Kekerasan Seksual Pasca Lahirnya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022”. Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia, Vol. 4, 170-196.

Pratama, Cahya Dicky. 2020. “Westernisasi: Definisi dan Dampaknya” https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/13/175553369/westernisasi-definisi-dan-dampaknya?page=all. Diakses pada 19 September 2022.

Stilistika, Vol. 8, 93-95.

Syahputra E, Alvindi (2022). “Berlakunya Perubahan Ejaan yang disempurnakan (EYD) menjadi Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)”. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. 3, 161-165.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Bab XV Pasal 36. Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan.

Downloads

Published

2022-11-11