Analisis Faktor Penyebab dan Strategi Mitigasi Bencana Banjir Rob di Kota Banda Aceh

Authors

  • Nabella Universitas Pertahanan Republik Indonesia
  • Syamsunnasir Universitas Pertahanan Republik Indonesia
  • I Dewa Ketut Kerta Widana Universitas Pertahanan Republik Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.31316/jk.v6i4.4592

Abstract

Abstract

The main purpose of this research is to analyze the various factors that cause tidal flooding and create several tidal flood mitigation strategies in the city of Banda Aceh. The Banda Aceh region is located at the western tip of Indonesia. An earthquake with a magnitude of 9.3 on the Richter scale and a tsunami with a wave height of up to 30 meters destroyed large parts of Banda Aceh city in 2004. The city of Banda Aceh, which is located on the coast, makes this area very vulnerable to tidal flooding. Climate change that causes global warming is one of the factors causing sea level rise, causing high sea waves, and causing intense abrasion. Then, the increase in the population in Banda Aceh City every year is also the cause of tidal flooding due to increased human activities that cause land subsidence and also cause sea level to rise. This study uses a qualitative descriptive analysis method, using primary data from previous studies and secondary data from previous research literature studies, as well as data from related agency documents. The strategy of tidal flood disaster mitigation can be done by planting mangroves, then by forming communities and working groups that can help mitigate tidal floods, then by making a hazard map of the risk of rising sea levels, and tightening building permits in water catchment areas.

Keywords: Tidal Flooding, Mitigation Strategy, Disaster Mitigation

 

Abstrak

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menganalisis berbagai faktor penyebab banjir rob dan membuat beberapa strategi mitigasi banjir rob di kota Banda Aceh. Wilayah Banda Aceh terletak di ujung barat Indonesia. Gempa dengan kekuatan 9.3 SR dan tsunami dengan ketinggian gelombang mencapai 30 meter menghancurkan sebagian besar kota Banda Aceh pada tahun 2004. Kota Banda Aceh yang terletak di pesisir pantai menjadikan wilayah ini sangat rentan terhadap banjir rob. Perubahan iklim yang menyebabkan pemanasan global menjadi salah satu faktor penyebab peningkatan permukaan air laut, menjadi penyebab tingginya gelombang laut, dan menyebabkan abrasi yang intens. Kemudian, peningkatan jumlah penduduk di Kota Banda Aceh setiap tahunnya juga menjadi penyebab terjadinya banjir rob karena meningkatnya aktivitas manusia yang menyebabkan penurunan muka tanah dan juga menyebabkan peningkatan permukaan air laut. Penelitian ini menggunakan Metode Kualitatif Analisis Deskriptif, dengan menggunakan data primer dari penelitian sebelumnya dan data sekunder dari studi literatur penelitian terdahulu, serta data dari dokumen instansi terkait. Strategi mitigasi bencana banjir rob dapat dilakukan dengan penanaman mangrove, kemudian dengan membentuk komunitas, dan kelompok kerja yang dapat membantu mitigasi bencana banjir rob, kemudian dengan membuat peta bahaya risiko kenaikan air laut, serta memperketat izin bangunan di area resapan air.

Kata Kunci: Banjir Rob, Strategi mitigasi, Mitigasi Bencana

References

DAFTAR PUSTAKA

Aggraini Nanin, Trisakti Bambang. (2012). Pemanfaatan data satelit untuk analisis potensi genangan dan dampak kerusakan akibat kenaikan muka air laut. Jurnal Penginderaan Jauh Vol 9 No 2 Desember 2012 : 140-151.

Al’ala, M., Syamsidik and Kato, S., 2017, October. Predicting impact of SLR on coastal flooding in Banda Aceh coastal defences. In AIP Conference Proceedings (Vol. 1892, No. 1, p. 100004). AIP Publishing.

Desmawan, B. T. dan Sukamdi. (2012). Adaptasi Masyarakat Kawasan Pesisir Terhadap Banjir Rob di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Jurnal Bumi Indonesia, Vol. 1, No. 1, Hal. 1-9

Gusmeri, Fadhil, Oktari, Rina Suryani. (2019). Strategi Mitigasi Bencana Tsunami dan Banjir Rob: yang di perparah oleh kenaikan permukaan air laut akibat perubahan iklim di Banda Aceh. Banda Aceh: Pemerintah Kota Banda Aceh.

Hayashi, T., et al. (2009). Effects of human activities and urbanization on groundwater environments: an example from the aquifer system of Tokyo and the surrounding area.Science of the total environment 407(9): 3165-3172.

Hutabarat, Lolom Evalita. (2017). Studi Penurunan Muka Tanah (Land Subsidence) akibat Pengambilan Air Tanah Berlebih di DKI Jakarta. Jakarta: UKI Press

Marfai, M. A. (2014). Dampak bencana banjir pesisir dan adaptasi masyarakat terhadapnya di kabupaten Pekalongan. Makalah dalam pekan ilmiah tahunan ikatan geografi Indonesia.

Marvita, Y. (2015). Identifikasi penyebaran intrusi air laut menggunakan metode resistivitas 2D pada daerah Jeulingke Banda Aceh. Banda Aceh. Universitas Syiah Kuala

Tohari, Andrin, Sugianti, Khori, Syahbana, Arifan Jaya, dan Soebowo, Eko. (2015). Kerentanan Likuifaksi Wilayah Kota Banda Aceh Berdasarkan Metode Uji Penetrasi Konus. RISET Geologi dan Prtambangan Vol. 25, No. 25. Desember 2015.

Wahyudi, S. I. (2007). Tingkat Pengaruh Elevasi Pasang Laut Terhadap Banjir dan Rob di Kawasan Kaligawe Semarang. Riptek, Vol. 1, No. 1, Hal. 26-34

Downloads

Published

2023-01-31