Pengalaman Bermedia Sosial Kaum Religius di Era Digital

Authors

  • David Juliawan Ndruru Universitas Sanata Dharma
  • Carolus Borromeus Mulyatno Universitas Sanata Dharma
  • Yohanes Subali Universitas Sanata Dharma
  • Rian Antony Universitas Negeri Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.31316/jk.v7i1.4757

Abstract

Abstak

Saat ini, tren penggunaan media sosial sudah menjadi kebutuhan setiap orang untuk mendukung berbagai aktivitasnya seperti tugas, pekerjaan dan pelayanan. Kaum religius pun tidak lepas dari penggunaan media sosial. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk mendalami pengalaman kaum religius dalam bermedia sosial. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Studi fenomenologi ini menerapkan Interpretative Phenomenological Analysis dan menggunakan metode wawancara untuk mendapatkan data. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kaum religius sudah memiliki kecakapan bermedia sosial dengan kritis terhadap informasi, pemanfaatannya untuk menunjang pembelajaran dan pewartaan iman serta selalu memperhatikan etika berkomunikasi.

Kata Kunci: Media Sosial, Ajaran Gereja, Kaum Religius

 

 

Abstract

Currently, the trend of using social media has become a necessity for everyone to support various activities such as tasks, work and services. Religious people can not be separated from the use of social media. The purpose of writing this article is to explore the experience of religious people in social media. This study uses a qualitative method with a phenomenological approach. This phenomenological study specifically applies Interpretative Phenomenological Analysis and uses the interview method to obtain data. The results in this study indicate that religious people already have social media skills critically to information, its use to support learning and proclamation of faith and always pay attention to communication ethics.

Keywords: Social Media, Church Teaching, Religious

References

DAFTAR PUSTAKA

Asrori, A. H. & Rusman. (2021). Penelitian Kualitatif: Studi Fenomenologi, Case Study, Grounded Theory, Etnografi, Biografi. Purwokerto: CV. Pena Persada.

Belo, Y. (2021). Tinjauan Etika Kristen Terhadap Penggunaan Media Sosial.” LUXNOS: Jurnal Sekolah Tinggi Teologi Pelita Dunia 7 (2), 288-302. Doi: https://doi.org/10.47304/jl.v7i2.165

Cahyadi, T. K. (2015). Sukacita dalam Panggilan: Paus Fransiskus & Kaum Religius. Yogyakarta: Kanisius.

Camerling, Y. F., Mershy Ch. Lauded & Sarah Citra Eunike (2020). Gereja Bermisi Melalui Media Digital di Era Revolusi Industri 4.0.” VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen 2 (1), 1-22. Doi: https://doi.org/10.35909/visiodei.v2i1.68

Casni, D. (2019). The Need and Possibility for Evangelizing Through the Internet.” KAIROS: Evangelical Journal of Theology 13 (1), 93-106. Doi: https://doi.org/10.32862/k.13.1.3

Harahap, M. A., & Susri Adeni. (2020). Tren Penggunaan Media Sosial Selama Pandemi di Indonesia.” Jurnal Professional FIS UNIVED 7 (2), 13-23. Doi: https://doi.org/10.37676/professional.v7i2

Hardawiryana, R. (2010). Lumen Gentium (Terang Bangsa-Bangsa). Jakarta: Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI.

______.(2017). Ad Gentes : Kepada Semua Bangsa. Jakarta: Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI.

______. (2021). Inter Mirifica: Di antara Penemuan-Penemuan Teknologi yang Mengagumkan. Jakarta: Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI.

Juditha, C. (2018). Interaksi Komunikasi Hoax di Media Sosial serta Antisipasinya.” Jurnal Pekommas 3 (1), 31-44. Doi: https://doi.org/10.30818/jpkm.2018.2030104

Juliati, B. D. (2021). Religius Bermedsos.” Rohani no. 10, tahun ke-68. 10-15.

Konsili Vatikan II (1983). Dokumen Konsili Vatikan II. Dokpen KWI. Jakarta: Obor.

Komisi Kateketik KWI. (2014). Hidup di Era Digital: Gagasan Dasar dan Modul Katekese. Yogyakarta: Kanisius.

Komisi Kepausan untuk Komunikasi Sosial. (2019). Communio et Progressio. Jakarta: Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI.

Mahdi, M. I. (2022). Pengguna Media Sosial di Indonesia Capai 191 Juta pada 2022. DataIndonesia.id, diakses dari: https://dataindonesia.id/digital/detail/pengguna-media-sosial-di-indonesia-capai-191-juta-pada-2022, pada tanggal 04 Oktober 2022 pukul 16:00 WIB

Mulyatno, C.B. (2022). Pengalaman Para Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran Setelah Berakhirnya Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat,” Jurnal Basicedu 6, (5): 7797-7805. Doi: https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i5.3594

_______.(2022). Experiences of Educing Blind and Deaf Children in The Study of Interpretive Phenomenological Analysis. ENDLESS: International Journal of Future Studies 5 (2):30-42. Doi: https://doi.org/10.54783/endlessjournal.v5i2.73

Muni, Y. (2019). Komunikasi Kristiani Melawan Desakralisasi Diri di Media Sosial.” Jurnal Melintas 35(2): 195-218. Doi: https://doi.org/10.26593/mel.v35i2.4041.195-218

Muqsith, M. A. (2022). Pesan Politik di Media Sosial Twitter. Surabaya: CV Jakad Media Publishing.

Pakaya, F. A. (2019). Meningkatkan Hasil Belajar Melalui metode Diskusi.” Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal 5, (3): 193-198. Doi: http://dx.doi.org/10.37905/aksara.5.3.193-198.2019

Prabawa, A.G.R.K; Antony, R dan Tajureja, I.S. (2022). Motivasi dan Makna Mengikuti Media Sosial Instagram Katolikmedia bagi Orang Muda Katolik. Jurnal Kewarganegaraan, 6(4), 6594-6602.

Prabowo, P. (2022). “Phubbing.” Rohani no.02, Tahun ke-67: 16-21.

Pratama, L. M. (2021). Panggilan Khusus: Menjadi Imam dan Biarawan-biarawati. Warta SanMaRe no. 07, Tahun ke-12:1-12.

Sari, M. P. P., & Imam Setyawan. (2017). Pengalaman Menjadi Biarawati Katolik: Studi Kualitatif Interpretative Phenomenological Analysis.” Jurnal Empati 6(1): 287-290. Doi: https://doi.org/10.14710/empati.2017.15117

Smith, J.A., and Osborn, M (2007). Interpretative phenomenological analysis. London: Routledge

Smith, J.A., & Eatough, V. (2017). Interpretative phenomenological analysis. London: Sage.

Suparno, P. (2015). Tantangan Hidup Membiara di Zaman Modern dan Bagaimana Menyikapinya. Yogyakarta: Kanisius.

_____, (2022). Tiktok Biara di Zaman Modern.” Rohani no. 02, Tahun ke-69: 39-43.

_____, (2022). Mencari Popularitas atau Merasul Lewat Media Sosial.” Rohani no. 10, Tahun ke-68: 34-39.

Sutjipto, V. W., & Fahira Novanra (2020). Motivasi Diri Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta dalam menggunakan media sosial.” Jurnal Komunikasi 14 (2): 149-160. Doi: https://doi.org/10.21107/ilkom.v14i2.8089

Suyati. (2021). Dampak Media Sosial Terhadap Konflik di Masyarakat.” Jurnal PETIK 7(1), 30-36. Doi: https://doi.org/10.31980/jpetik.v7i1.960

We Are Social & Hootsuite, 2022, “Digital Data Indonesia 2022”. Diakses dari https://datareportal.com/reports/digital-2022-indonesia

Wells, C. (2022). Pope Francis: Digital Media Raises Serious Ethical Issues,” Vatican News, Diakses dari https://www.vaticannews.va/en/pope/news/2022-07/pope-francis-digital-media-raises-serious-ethical-issues.html. pada tanggal 04 Oktober 2022 pukul 16:00 WIB

Wijayanti, S. H., dkk. (2022). Bentuk-bentuk Etika Bermedia Sosial Generasi Milenial.” Jurnal Komunikasi 16 (2): 129-146. Doi: https://doi.org/10.20885/komunikasi.vol16.iss2.art3

Willig. C., Stainton Rogers, W. (2017). The SAGE Handbook of Qualitative Research in Psychology. In Eatough, V. dan Smith, J.A. (Eds.), Interpretative Phenomenological Analysis. UK: SAGE Publications Inc.

Downloads

Published

2023-04-18

Issue

Section

Articles