Diplomasi Tentara Nasional Indonesia Era Presiden Soekarno

Authors

  • Muhammad Ismail Mangkusubroto Universitas Jenderal Achmad Yani

DOI:

https://doi.org/10.31316/jk.v7i2.5824

Abstract

Abstrak

Tentara Nasional Indonesia (TNI) terbentuk pada tahun 1945 dan merupakan suatu hasil dari perjuangan fisik yang dilakukan oleh Indonesia yang berarti melalui perjuangan militer dan juga politik. Peran TNI pada bidang politik di masa perjuangan dalam kurun waktu 1945 – 1949 dipengaruhi juga dengan kedatangan Inggris dan Belanda. Pertempuran Surabaya yang terjadi pada 10 November 1945 membuka pandangan nasional maupun internasional. Dalam pandangan nasional, menunjukkan bahwa pertempuran ini meningkatkan semangat perlawanan masyarakat dan membela negara. Kepada pandangan internasional menunjukkan bahwa peperangan ini menjadi momentum pembuktian bahwa negara Indonesia itu berdaulat penuh dan merdeka. TNI dalam mengatasi potensi ancaman, memiliki dua taktik yaitu dengan cara berperang dan berdiplomasi. Melalui perang, dapat menunjukkan kepada dunia internasional bahwa negara Indonesia ada, Merdeka, dan berdaulat sedangkan apabila melalui diplomasi, TNI sukses mengirimkan delegasi militer ke perundingan-perundingan yang pernah dilakukan seperti Konferensi Meja Bundar. TNI dalam politik luar negeri Indonesia masih dalam batas-batas Politik Bebas dan Aktif Indonesia, serta diplomasi juga merupakan bentuk dukungan terhadap politik luar negeri khususnya pada bidang politik, pertahanan, dan keamanan.

Kata Kunci: Diplomasi, TNI, Politik Luar Negeri, Pertahanan, Keamanan.

 

Abstract

The Indonesian National Army (TNI) was formed in 1945 and is a result of the physical struggle carried out by Indonesia, which means through military and political struggle. The role of the TNI in the political field during the struggle in the period 1945-1949 was also influenced by the arrival of the British and the Dutch. The Battle of Surabaya that took place on November 10, 1945 opened up national and international views. In the national view, it showed that this battle increased the spirit of community resistance and defended the country. To the international view, it shows that this battle is a momentum to prove that the Indonesian state is fully sovereign and independent. TNI in overcoming potential threats, has two tactics, namely by fighting and diplomacy. Through war, it can show the international community that the Indonesian state exists, is independent and sovereign, while through diplomacy, the TNI has successfully sent military delegations to negotiations that have been carried out such as the Round Table Conference. TNI in Indonesia's foreign policy is still within the boundaries of Indonesia's Free and Active Politics, and diplomacy is also a form of support for foreign policy, especially in the fields of politics, defense and security.

Keywords: Diplomacy, TNI, Foreign Policy, Defense, Security.

References

DAFTAR PUSTAKA

Budi Prasetyo, Triyoga. dkk. (2014). Diplomasi Pertahanan sebagai Bagian dari Diplomasi Total RI. Jurnal Pertahanan, (4), 2.

Indrawan, Jerry. (2019). Pengantar Studi Keamanan. Intrans Publishing.

Jackson, Robert dan Sorensen, George. (2009). Pengantar Studi Hubungan Internasional. Pustaka Pelajar.

Leifer, Michael. (1989). Politik Luar Negeri Indonesia. PT. Gramedia.

Mukmin, Hidayat. (1991). TNI Dalam Politik Luar Negeri, Studi Kasus Penyelesaian Konfrontasi Indonesia-Malaysia. Pustaka Sinar Harapan.

Sabir, M. (1987). Politik Bebas Aktif. CV Haji Masagung.

Soekamdhi dan Herdjendro. Militer dan Diplomasi. GRIP.

Sudarsono, Budyanto Putro, dkk. (2018). Diplomasi Pertahanan Indonesia Dalam Mencapai Kepentingan Nasional. Jurnal Pertahanan & Bela Negara, (8) 3

Downloads

Published

2024-01-02