Peran Penting Tentara Sukarela Pembela Tanah Air (PETA) Dalam Perjuangan Meraih Kemerdekaan Indonesia
DOI:
https://doi.org/10.31316/jk.v6i1.2724Abstract
Abstrak
Didalam Perjalanan sejarah pergerakan bangsa Indonesia untuk dapat mencapai kemerdekaan negara Indonesia dapat kita ketahui bahwa serangkaian peristiwa tersebut awalnya terjadi sejak terlaksananya Kebangkitan Nasional yang terjadi pada tanggal 20 Mei 1908, seteleh itu disusul oleh peristiwa yang tak kalah pentingnya yaitu lahirnya Sumpah Pemuda yang pelaksanaannya terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928. Tidak sampai disitu saja, terdapat juga kegiatan perjuangan politik yang dilakukan oleh para tokoh-tokoh Nasionalis melalui pengembangan organisasi atau partai politik. Selama terjadinya pergerakan kebangsaan tersebut yang dilakukan oleh tokoh-tokoh Indonesia masih belum mampu untuk membentuk sebuah kekuatan militer bangsa Indonesia yang kedepannya diperlukan untuk dapat mendukung perjuangan mewujudkan cita-cita politik Indonesia Merdeka. Sejarah perjuangan kemerdekaan indonesia tidak bisa dipisahkan dari peran keberadaan tentara Pembela Tanah Air (PETA). Tentara PETA merupakan pasukan pembela tanah air yang berupa tentara sukarelawan yang diisi oleh pemuda-pemuda Indonesia. Pada awalnya pembentukan pasukan PETA dari bantuan Jepang ini bertujuan untuk mempertahankan wilayahnya dari serangan tentara Sekutu, namun bangsa Indonesia melihat pembentukan Tentara PETA itu sebagai persiapan menuju Indonesia Merdeka. Bisa dikatakan bahwa tentara Pembela Tanah Air (PETA) merupakan modal utama kekuatan Tentara Keamanan Rakyat yang akhirnya dikemudian hari bertransformasi menjadi Tentara Nasional Indonesia.
Kata kunci: Perjuangan Kemerdekaan, Gerakan Kebangsaan, PETA.
Â
Abstract
We can learn from the historical journey of the Indonesian nation's movement to achieve independence of the Indonesian state that this series of events began with the implementation of the National Awakening on May 20, 1908, and was followed by an equally important event, namely the birth of the Youth Pledge on October 28, 1928. It didn't stop there; Nationalist figures were also involved in political warfare through the formation of political organizations or parties. During the national movement led by Indonesian personalities, they were unable to build a military force for the Indonesian country, which would be required in the future to support the struggle to achieve Indonesia's democratic goals. The participation of the Pembela Tanah Air (PETA) army in the war for Indonesian independence cannot be separated from the history of the struggle. The PETA army is a volunteer army made up of Indonesian youngsters that serves as a homeland defense force. The construction of the PETA forces with Japanese support was initially intended to defend their area against Allied attacks, but the Indonesians envisioned the PETA Army as a precursor to an independent Indonesia. The Pembela Tanah Air (PETA) army might be considered the major capital of the People's Security Army, which later became the Indonesian National Army.
Keywords: Struggle for Independence, National movement, PETA.References
DAFTAR PUSTAKA
Djamhari, Drs. Saleh As’ad. 1995, Ihktisar Sejarah Perjuangan ABRI (1945-sekarang. Jakarta: Pusat Sejarah dan Tradisi ABRI.
Kepresidenan, M. (2019, May 20). Indonesia Dalam Pendudukan jepang 1942-1945. Museum Kepresidenan RI Balai Kirti.
Keputusan Presiden (KEPPRES) No. 63 Tahun 1993 tentang Penghargaan Kepada Mantan Anggota Badan Keamanan Rakyat.
Lubis, Prof. Dr. Nina H., M.S., dkk. (2005). PETA, Cikal Bakal TNI, Bandung: MSI Cab. Jabar. Nasution, DR. A.H. 1984. Memenuhi Panggilan Tugas: Jilid I. Jakarta: Gunung Agung.
Notosusanto, Nugroho. 1992. Sejarah Nasional Indonesia, Jilid VI. Jakarta:Balai Pustaka.
Nurgiansah, T. H. (2020). Filsafat Pendidikan. In Banyumas: CV Pena Persada.
Sato, S. (2010). Gatot Mangkupraja, PETA, and the origins of the Indonesian National Army. Bijdragen tot de taal-, land-en volkenkunde/Journal of the Humanities and Social Sciences.
S. Suwondo, T. (2010). Kemanunggalan Tentara Sukarela Pembela Tanah Air dengan Pergerakan Kebangsaan untuk Indonesia Merdeka dan badan Keamanan Rakyat dalam Penyelenggaraan Bela Negara Republik Indonesia, jakarta: Yapeta.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.of Southeast Asia, 166(2-3), 189-217.
Sulasman. (2013). Metodologi Penelitian Sejarah . Pustaka Setia.
Suprapto, T. (2021). Sejarah Pendirian Pembela Tanah Air (PETA) Dan Keterlibatannya Pada Perjuangan Meraih Kemerdekaan Republik Indonesia, Universitas Pertahanan, 17 November 2021
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 Gathut Imam Gunadi, Beny Budhi Septyanto, Unggul Satrio Yudhotomo
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
-
The journal allow the authors to hold the copyright without restrictions and allow the authors to retain publishing rights without restrictions.
-
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).
This work is licensed under a Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.