Konservasi Kearifan Lokal Tari Dolalak Sebagai Civics Culture Kabupaten Purworejo

Authors

  • Putri Dwi Jayanti Universitas Sebelas Maret Surakarta
  • Winarno Winarno Universitas Sebelas Maret Surakarta
  • Dewi Gunawati Universitas Sebelas Maret Surakarta

DOI:

https://doi.org/10.31316/jk.v6i1.2969

Abstract

Abstrak

Penelitian ini bertujuan: 1) menjelaskan penerapan konservasi tari Dolalak sebagai civics culture baik pada masyarakat maupun pendidikan. 2) mengetahui dukungan dan hambatan dalam konservasi kearifan lokal tari Dolalak sebagai civics culture. Jenis penelitian ini adalah deksriptif kualitatif. Sumber data berupa peristiwa informan, dan dokumen dengan teknik purposive sampling. Uji validitas dengan teknik triangulasi data dan triangulasi dokumen. Wawancara dilakukan dengan dua informan kunci: seorang pamong budaya dan seorang sesepuh Dolalak di Kabupaten Purworejo. Selanjutnya, informan lain adalah Guru/pelatih tari di sekolah, dan pemilik sanggar Tari Prigel serta pelaku tari Dolalak. Analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis kualitatif oleh Miles dan Hubberman, yang meliputi pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Tari Dolalak sebagai budaya yang melekat dan menjadi sebuah identitas daerah Kabupaten Purworejo dapat diartikan sebagai civics culture; konservasi kearifan lokal yang sudah dilaksakan di masyarakat Kabupaten Purworejo ialah konservasi preservasi dengan cakupannya mendata group kesenian dan memberi pengesahan sertifikat agar diakui dan diketahui warga sekitar, membangun sanggar tari di masing-masing kecamatan, membuat data pustaka atau dokumentasi, serta mengadakan pelatihan, festival, maupun lomba.

Kata Kunci: Konservasi, Tari Dolalak, Civics culture

 

Abstract

This study aims to: 1) explain the application of Dolalak dance conservation as a civics culture both in society and education. 2) knowing the support and obstacles in the conservation of local wisdom of Dolalak dance as a civics culture. This type of research is qualitative descriptive. Data sources are informant events, and documents with purposive sampling techniques. Test validity with data triangulation and document triangulation techniques. Interviews were conducted with two key informants: a cultural civil servant and a Dolalak elder in Purworejo District. Furthermore, other informants were the dance teacher/coach at the school, and the owner of the Prigel Dance studio and the performer of the Dolalak dance. Data analysis in this study uses qualitative analysis techniques by Miles and Hubberman, which includes data collection, data condensation, data presentation and drawing conclusions. The results of the study showed that Dolalak Dance as an inherent culture and became a regional identity of Purworejo Regency can be interpreted as civics culture; The conservation of local wisdom that has been carried out in the community of Purworejo Regency is conservation preservation with the scope of recording art groups and certifying certificates so that they are recognized and known to local residents, building dance studios in each sub-district, making library data or documentation, and holding trainings, festivals, and competitions.

Keywords: Conservation, Dolalak Dance, Civics culture

References

DAFTAR PUSTAKA

John, Peter, Edward Fieldhouse, and Hanhua Liu. 2011. “How Civic Is the Civic Culture? Explaining Community Participation Using the 2005 English Citizenship Survey.†Political Studies 59(2):230–52. doi: 10.1111/j.1467-9248.2011.00891.x.

Mahardika, I. Wayan Trisna, and Cecep Darmawan. 2016. “Civic Culture Dalam Nilai-Nilai Budaya Dan Kearifan Lokal Masyarakat Bali Aga Desa Trunyan.†Humanika 23(1):20. doi: 10.14710/humanika.23.1.20-31.

Mahendra, Putu Rony Angga. 2018. “Jurnal PPKn Penelitian Dan Pemikiran Pancasila Dan Kewaranegaraan.†Jurnal PPKn Penelitian Dan Pemikiran Pancasila Dan Kewaranegaraan 6(1):1241–51.

Sari, Suzanna Ratih, Arnis Rochma Harani, and Hermin Werdiningsih. 2017. “Pelestarian Dan Pengembangan Kawasan Kota Lama Sebagai Landasan Budaya Kota Semarang.†Modul 17(1):49–55. doi: 10.14710/mdl.17.1.2017.49-55.

Sartini. 2004. “Menggali Kearifan Lokal Nusantara Sebuah Kajian Filsafati.†Jurnal Filsafat 37(2):111–20.

Winarno. 2014. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan: Isi, Strategi, Dan Penilaian. Jakarta : Bumi Aksara.

Downloads

Published

2022-06-23

Issue

Section

Articles