Reinterpretasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Konteks Neo-Nasionalisme: Memahami Kemiskinan Struktural sebagai Katalisator Paham Terorisme
DOI:
https://doi.org/10.31316/jk.v8i1.6193Abstract
Abstrak
Dalam konteks sosial-politik Indonesia yang kompleks, kemiskinan struktural dan ancaman terorisme adalah dua permasalahan linear yang memerlukan penanganan serius. Pancasila sebagai dasar negara menawarkan nilai-nilai yang dapat menjadi landasan dalam mengatasi kedua masalah yang saling berhubungan tersebut. Namun, perlu sebuah reinterpretasi nilai-nilai Pancasila dalam konteks neo-nasionalisme agar relevan dengan tantangan zaman yang terus berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana reinterpretasi nilai-nilai Pancasila dalam konteks neo-nasionalisme dapat menjadi solusi dalam mengentaskan kemiskinan struktural demi menangkal paham terorisme di Indonesia. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan analisis terhadap literatur, kebijakan publik, dan data-data terkait. Pendekatan ini memberikan pemahaman mendalam tentang nilai-nilai Pancasila dan konsep neo-nasionalisme serta bagaimana keduanya dapat diinterpretasikan untuk menyelesaikan masalah kemiskinan yang menjadi katalisator lahirnya terorisme. Penelitian ini didasarkan pada teori-teori tentang konsep Pancasila, neo-nasionalisme, kemiskinan struktural, dan terorisme. Teori-teori ini menjadi kerangka kerja untuk menafsirkan dan menganalisis bagaimana reinterpretasi nilai-nilai Pancasila dalam konteks neo-nasionalisme dapat memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan mengadopsi pendekatan neo-nasionalisme, reinterpretasi nilai-nilai Pancasila dapat menjadi landasan yang kuat dalam mengentaskan kemiskinan struktural sebagai salah satu solusi menangkal paham terorisme. Penekanan pada semangat persatuan, keadilan sosial, dan demokrasi yang terkandung dalam Pancasila dapat menjadi instrumen efektif untuk membangun kekuatan nasional yang tangguh. Reinterpretasi nilai-nilai Pancasila dalam konteks neo-nasionalisme merupakan langkah yang tepat dalam menghadapi kompleksitas tantangan kemiskinan dan terorisme di Indonesia. Dengan memperkuat identitas nasional yang inklusif dan memberdayakan seluruh elemen masyarakat, Indonesia dapat lebih efektif dalam menangani masalah internal yang menghambat kemajuan bangsa. Implikasi dari penelitian ini adalah perlunya upaya nyata dalam menghidupkan kembali semangat nasionalisme yang berakar pada nilai-nilai Pancasila. Dengan menerapkan reinterpretasi ini secara konsisten dalam kebijakan dan praktik publik, Indonesia dapat membangun fondasi yang kokoh untuk mencapai kedaulatan nasional yang berkelanjutan dan memperkuat kedudukan sebagai negara yang adil dan berdaulat.
Kata Kunci: Reinterpretasi, Pancasila, Neo-nasionalisme, Kemiskinan struktural, Terorisme
Abstract
In Indonesia's complex socio-political context, structural poverty and the threat of terrorism are two problems that require serious handling. Pancasila as the basis of the state offers values that can be the basis for overcoming these two problems. However, there needs to be a reinterpretation of Pancasila values in the context of neo-nationalism so that they are relevant to the challenges of the times that continue to develop. This research aims to explore how reinterpreting Pancasila values in the context of neo-nationalism can be a solution in alleviating structural poverty and countering terrorism in Indonesia. This study uses a qualitative approach by analyzing literature, public policies and related data. This approach provides an in-depth understanding of the values of Pancasila and the concept of neo-nationalism and how both can be interpreted to solve the problems of poverty and terrorism. This research is based on theories about the concepts of Pancasila, neo-nationalism, structural poverty and terrorism. These theories become a framework for interpreting and analyzing how the reinterpretation of Pancasila values in the context of neo-nationalism can provide solutions to the problems faced. The research results show that by adopting a neo-nationalist approach, the reinterpretation of Pancasila values can become a strong foundation in alleviating structural poverty and countering terrorism. The emphasis on the spirit of unity, social justice and democracy contained in Pancasila can be an effective instrument for building strong national strength. Reinterpreting Pancasila values in the context of neo-nationalism is the right step in facing the complex challenges of poverty and terrorism in Indonesia. By strengthening an inclusive national identity and empowering all elements of society, Indonesia can be more effective in dealing with internal problems that hinder the nation's progress. The implication of this research is the need for real efforts to revive the spirit of nationalism rooted in the values of Pancasila. By consistently applying this reinterpretation in public policy and practice, Indonesia can build a solid foundation to achieve sustainable national sovereignty and strengthen its position as a just and sovereign country.
Keywords: Reinterpretation, Pancasila, Neo-nationalism, Structural poverty, Terrorism
References
DAFTAR PUSTAKA
Adams, J. (2018). "Neo-Nationalism and its Effects on Indonesian Politics". Journal of Southeast Asian Studies.
Adams, V. (2018). “After Evil: A Politics of Human Rights”. Columbia University Press.
Badan Pusat Statistik. (2016). “Gini Ratio pada September 2015 Sebesar 0,40”.
(Diakses pada hari Sabtu, 20 April 2024 pukul 19.33 WIB dari https://www.bps.go.id/id/pressrelease/2016/04/18/1277/gini-ratio-pada-september-2015-sebesar-0-40.html)
Badan Pusat Statistik. (2016). “Gini Ratio Pada Maret 2016 Sebesar 0,397”.
(Diakses pada hari Sabtu, 20 April 2024 pukul 19.35 WIB dari https://www.bps.go.id/id/pressrelease/2016/08/19/1280/gini-ratio-pada-maret-2016-sebesar-0-397.html)
Badan Pusat Statistik. (2018). “Gini Ratio Maret 2018 tercatat sebesar 0,389”.
(Diakses pada hari Sabtu, 20 April 2024 pukul 19.39 WIB dari https://www.bps.go.id/id/pressrelease/2018/07/16/1533/gini-ratio-maret-2018-tercatat-sebesar-0-389.html)
Badan Pusat Statistik. (2019). “Gini Ratio Maret 2019 tercatat sebesar 0,382”.
(Diakses pada hari Sabtu, 20 April 2024 pukul 19.40 WIB dari https://www.bps.go.id/id/pressrelease/2019/07/15/1630/gini-ratio-maret-2019-tercatat-sebesar-0-382.html)
Badan Pusat Statistik. (2020). “Gini Ratio Maret 2020 tercatat sebesar 0,381”.
(Diakses pada hari Sabtu, 20 April 2024 pukul 19.41 WIB dari https://www.bps.go.id/id/pressrelease/2020/07/15/1748/gini-ratio-maret-2020-tercatat-sebesar-0-381.html)
Badan Pusat Statistik. (2023). “Gini Ratio Maret 2023 tercatat sebesar 0,388”.
(Diakses pada hari Sabtu, 20 April 2024 pukul 19.41 WIB dari https://www.bps.go.id/id/pressrelease/2023/07/17/2035/gini-ratio-maret-2023-tercatat-sebesar-0-388-.html)
Badiklat KEMHAN, (2020). "Bahan Pembelajaran Proxy War".
Bayu Nur Alam, F. G. (2024). The Role of the Nation's Generation in Maintaining the Pancasila Ideology Amid the Onslaught of the Entry of Foreign Cultures into Indonesia. International Journal Of Humanities Education And Social Sciences (IJHESS) Volume 3 Number 5, April, 2480-2487.
Credit Suisse. (2016). “2016 Global Wealth Data Book”.
(Diakses pada hari Sabtu, 20 April 2024 pukul 19.35 WIB dari http://publications.credit-suisse.com/index.cfm/publikationen-shop/research-institute/global-wealth-databook-2016-en/)
Gerung, Rocky. (2017). “Panas setelah Perpu Ormas”. Indonesia Lawyers Club
(Disiarkan pada Selasa, 18 Juli 2017)
Gerung, Rocky. (2018). “Teror ke Pemuka Agama, Adakah Dalangnya?”. Indonesia Lawyers Club
(Disiarkan pada Selasa, 13 Februari 2018)
Ginting, D. P. (2020). "Pancasila sebagai Alat Politik: Analisis Kritis terhadap Penyalahgunaan Konsep Pancasila dalam Konteks Politik Indonesia". Jurnal Politik.
Ginting, E. (2020). "Manipulasi Pancasila oleh Penguasa: Studi Kasus Era Pemilu 2019". Jurnal Politik dan Kebijakan.
Gray, C. (2019). “Understanding Modern Warfare”. Routledge.
Hosen, N. (2015). "Pancasila sebagai Dasar Negara: Antara Konstitusi dan Politik Identitas". Jurnal Konstitusi.
Kemenko Perekonomian RI. (2022). “Perkembangan UMKM sebagai Critical Engine Perekonomian Nasional Terus Mendapatkan Dukungan Pemerintah”.
(Diakses pada hari Sabtu, 20 April 2024 pukul 19.45 WIB dari https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/4593/%20perkembangan-umkm-sebagai-critical-engine-perekonomian-nasional-terus-mendapatkan-dukungan-pemerintah)
Kompas.com. (2021). “Bappenas: Tak Ada Lagi Profesi Petani pada 2063”.
(Diakses pada hari Minggu, 21 April 2024 pukul 09.45 WIB dari https://money.kompas.com/read/2021/03/23/190000426/bappenas-tak-ada-lagi-profesi-petani-pada-2063#google_vignette)
Ole Wæver. (1995). "Securitization and Desecuritization" (dalam "On Security", edited by Ronnie D. Lipschutz). New York: Columbia University Press
Purwandari, E. (2013). “Ekonomi Politik Kemiskinan: Kritik atas Paradigma Kesejahteraan”. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Purwandari, Heru. (2013). “Respon Petani Atas Kemiskinan Struktural”. Jurnal Universitas Jember
Riyanto, S. (2017). "Pengaruh Faktor Kemiskinan Struktural terhadap Ketidakstabilan Politik di Indonesia". Jurnal Analisis Politik.
Schmid, A. P. (2013). “The Routledge Handbook of Terrorism Research”. Routledge.
Suryadinata, L. (2019). "Politik Neo-Nasionalisme dalam Era Kontemporer: Implikasi terhadap Dinamika Sosial-Politik di Indonesia". Jurnal Kajian Politik.
Tejo, Sujiwo. (2019). “Apa dan Siapa yang Radikal?”. Indonesia Lawyers Club
(Disiarkan pada Selasa, 5 November 2019)
Yulianto, E. (2019). “Membedah Dampak Kemiskinan Struktural terhadap Kesejahteraan Masyarakat”. Jakarta: Gramedia.
Yulianto, Trimo. (2019). “Memahami Kembali Strategi Pengentasan Kemiskinan di Indonesia sebagai Sumber Penerimaan Negara”. DJPb Kementerian Keuangan RI
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Ahmadi Fadillah
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
-
The journal allow the authors to hold the copyright without restrictions and allow the authors to retain publishing rights without restrictions.
-
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).
This work is licensed under a Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.