Pandangan Women's Charter 1961 pada Perkawinan Beda Agama (Komparasi Indonesia dan Singapura)

Authors

  • Imelda Martinelli Universitas Tarumanagara
  • Olga Abigail Sugama Universitas Tarumanagara
  • Carissa Patricia Hong Universitas Tarumanagara

DOI:

https://doi.org/10.31316/jk.v8i1.6403

Abstract

Abstrak

Beragamnya agama dan aliran kepercayaan di Indonesia, memungkinkan perkawinan beda agama terlaksana. Perkawinan beda agama di Indonesia bukan merupakan hal baru yang terjadi di antara masyarakat yang multikultural. Hal ini bukan berarti tidak menjadi sebuah permasalahan. Perkawinan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974. Akan tetapi, Indonesia tidak memiliki hukum yang mengatur secara rinci mengenai perkawinan beda agama. Sedangkan, Terdapat negara yang mengatur mengenai perkawinan beda agama salah satunya ialah Singapura. Singapura sendiri memiliki 2 Undang-undang yang mengatur mengenai perkawinan yaitu hukum perkawinan islam (AMLA 1966) dan women’s charter 1961. Perkawinan beda agama di Singapura diperbolehkan dan juga mendapat pengakuan hukum dari negara tetapi berbeda bagi calon pengantin muslim yang ingin menikah dengan calon pengantin non-muslim di Singapura. Terdapat beberapa syarat ketat bagi yang ingin melangsungkan perkawinan beda agama terutama muslim dan non-muslim. Jurnal ini menggunakan metode penelitian hukum normatif atau penelitian hukum doktrinal dengan menerapkan data hukum sekunder yang terdiri atas bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier.

Kata Kunci: Perkawinan, Beda agama, women’s charter 1961, AMLA 1966

 

Abstract

The diversity of religions and sects of belief in Indonesia makes it possible for interfaith marriages to take place. Interfaith marriage in Indonesia is not a new thing that occurs among a multicultural society. This does not mean that it does not become a problem. Marriage in Indonesia is regulated by Law No.1 of 1974. However, Indonesia does not have a law that regulates in detail about interfaith marriages. Meanwhile, there are countries that regulate interfaith marriages, one of which is Singapore. Singapore itself has 2 laws governing marriage, namely Islamic marriage law (AMLA 1966) and women's charter 1961. Interfaith marriages in Singapore are allowed and also receive legal recognition from the state but it is different for Muslim brides who want to marry non-Muslim brides in Singapore. There are several strict requirements for those who want to enter into an interfaith marriage, especially Muslims and non-Muslims. This journal uses normative legal research methods or doctrinal legal research by applying secondary legal data and using primary legal materials, secondary legal materials and tertiary legal materials.

Keywords: Marriage, interfaith, women’s charter 1961, AMLA 1966

References

DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin & H. Zainal Asikin. (2004). “Pengantar Metode Penelitian Hukum”. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Black’s Law Dictionary 11th Edition

Gloria James-Civetta & co. “Difference between civil dan Muslim Law Marriage in Singapore”. https://www.singaporedivorcelawyer.com.sg/differences-between-civil-and-muslim-law-marriage-in-singapore/ , diakses pada 14 Juni 2024 pukul 22.16.

Hadikusuma, Hilman. (1990). “Hukum Perkawinan Indonesia”. Mandar Maju, Bandung.

Hadikusuma, Hilman. (2022). “Hukum Perkawinan Indonesia edisi revisi”. Mandar Maju, Bandung.

Indonesia, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Indonesia, Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Indonesia, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan

Keuskupan Bandung. “Ketika Gereja Katolik Dituduh Egois”. https://keuskupanbandung.org/blog/post/ketika-gereja-katolik-dituduh-egois#:~:text=Hal%20itu%20sangat%20jelas%20diajarkan,dengan%20umat%20Kristen%20Katolik%20juga. diakses pada 10 Juni 2024, pukul 19.15 WIB.

Masriani, Yulies Tiena, Maskus Suryoutomo, dan Ridho Pakina. (2024). Validitas Perkawinan Beda Agama di Luar Negeri Dalam Regulasi Hukum Privat Indonesia. Notary Law Research, Vol. 5 No. 2, halaman 1-12.

Nandapratiwi, Zalma Afika, Anjar Sri Ciptorukmi, dan Andina Elok Puri Maharani. (2022). A Juridical Analysis of Abroad Interfaith Marriage’s Position in Indonesia’s Law. Interdisciplinary Social Studies, Vol. 1 (10), halaman 1219-1226, diakses dari https://iss.internationaljournallabs.com/index.php/iss/article/view/230/235

Qamar, Nurul. (2010). “Perbandingan Sistem Hukum dan Peradilan, Civil Law System dan Common Law System”. Refleksi, Makassar. https://pusdikmin.com/perpus/file/Buku-Perbandingan-Sistem-Hukum-dan-Peradilan-2010.pdf

Setyaningsih & Aline Gratika Nugrahani. (2021). “Buku Ajar Perkawinan”. Rajawali Buana Pusaka, Depok. http://www.karyailmiah.trisakti.ac.id/uploads/kilmiah/dosen/Buku_Ajar_Hukum_Perkawinan_(2).pdf

Singapore Legal Advice. “Muslim Marriage in singapore:how to register, Interfaith and more”. https://singaporelegaladvice.com/law-articles/can-a-muslim-marry-a-non-muslim-in-singapore/ diakses pada 10 Juni 2024, pukul 23.13 WIB.

Singapore, Administration of Muslim Law Act 1966, https://sso.agc.gov.sg/Act/AMLA1966?ProvIds=P16-#pr89-

Singapore, Application of English Law 1993, 2020 revised edition, diakses dari https://sso.agc.gov.sg/Act/AELA1993 tanggal 9 Juni 2024 pukul 18.13

Singapore, Women’s Charter 1961, https://sso.agc.gov.sg/act/wc1961?ProvIds=P13-#top

Subekti, Wienarsih Imam. (2006). Keabsahan Perkawinan yang Dilangsungkan di Luar Negeri oleh Pasangan WNI Beda Agama menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. Gloria Juris, Vol.6 Nomor 3, halaman 200-213, diakses dari http://library.stik-ptik.ac.id/file?file=digital/37826-Glo.6-06-027.pdf

Syahuri, Taufiqurrohman. (2013). “Legislasi Hukum Perkawinan di Indonesia, Pro-Kontra Pembentukannya Hingga Putusan Mahkamah Konstitusi”. Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

The Straitimes. “Singapore ranked 8th in the world for low gender inequality; new report charts women’s development”. https://www.straitstimes.com/singapore/singapore-ranked-8th-in-world-for-low-gender-inequality-new-msf-report-charts-women-s-development#:~:text=Home-,Singapore%20ranked%208th%20in%20world%20for%20low%20gender,new%20report%20charts%20women's%20development&text=SINGAPORE%20%E2%80%93%20Significant%20strides%20have%20been,workplace%20and%20in%20leadership%20roles diakses pada 14 Juni 2024 pukul 19.09 WIB.

The University of Melbourne. “Southeast Asian Region Countries Law; Singapore”. https://unimelb.libguides.com/c.php?g=930183&p=6722014#:~:text=Human%20Rights%20Treaties%20Adherence,%2D%20OP%2DCRC%2DAC diakses pada 14 Juni 2024 pukul 22.07.

Tomi Hidayatullah, Oemar Moechthar, dan Dimipta Aprillia. (2023). Inter-religious Marriage: A Comparison Analysis of Indonesian Law With Other Countries. Vol.6 No. 2, halaman 12.

UN Stats. “Matrimonial Law in Singapore”. https://unstats.un.org/wiki/download/attachments/106499504/Matrimonial%20law%20of%20Singapore_Singapore.pdf?api=v2, diakses pada 9 Juni 2024 pukul 22.04 WIB.

University of Melbourne. “Southeast Asian Region Countries Law”. https://unimelb.libguides.com/c.php?g=930183&p=6722009, diakses pada 9 Juni 2024 pukul 19.31 WIB.

Wai Kum, Leong, 2011, “Singapore Women’s Charter:50 Question”. Pasir Panjang, Photoplates Private Limited. https://www.google.co.id/books/edition/Singapore_Women_s_Charter/BgVzqa-uBLYC?hl=en&gbpv=1&dq=leong+wai+kum+family+law&printsec=frontcover

Downloads

Published

2024-06-19

Issue

Section

Articles