PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR INDUKSI ELEKTROMAGNETIK MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PROBEX (PREDICT OBSERVE EXPLAIN) BAGI PESERTA DIDIK KELAS IX F SMP NEGERI 3 PURWOREJO SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Abstract
Masalah penelitian ini adalah rendahnya kemapuan peserta didik dalam memecahkan masalah. Penelitian ini bertujuan meningkatkan meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik melalui Probex.Penelitian dilakukan dalam 2 siklus dan tiap siklus terdiri dari 3pertemuan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik selalu termotivasi untuk belajar IPA meningkat dari 25% menjadi 52,5% pada siklus II dan ada kenaikan nilai rata-rata 77,92 pada siklus I menjadi 87,92 pada siklus IIdan ketuntasan belajar menunjukkan kenaikan dari 75% pada siklus I menjadi 91,6% pada siklus II. Disimpulkan bahwa pembelajaran probex pada konsep induksi elektromagnetik dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik kelas IX F SMP Negeri 3 Purworejo tahun pelajaran 2018/2019.Kata: kunci: motivasi, hasil belajar, Probex (Predict Obsere Explain)
The problem in this study concerns with the students’ lower problem solving skill. This study aimed to improve students’ learning motivation and outcomes through Probex.The study was conducted in two 2 cycles with each of 3 meetings. Result of this study indicated that student were consistently motivated to learning Science, i.e. there was improvement from 25% to 52.5% at cycle II and the score average of 77.92 at cycle I improved to be 87.92 at cycle II; and learning mastery showed improvement from 75% at cycle I to 91.6% at cycle II. It is concluded that probex learning in electromagnetic induction is able to improve the student learning motivation and outcomes of class IX F at SMP Negeri (State Junior High School) 3 Purworejo in 2018/2019.
Keywords: motivation, learning outcomes, Probex (Predict Observe Explain)
References
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 1993. Prosedur Penelitian. Jakarta : Reneka Cipta.
Indonesia. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.2018. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas IX/ Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Edisi Revisi. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Dikdasmen Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, 2002. Pendekatan Kontekstual. Jakarta
Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi. Jakarta Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional Kantor Wilayah Jawa Tengah, 2000. BuletinMGMP Jawa Tengah. Semarang.
Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Dikdasmen Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, 2008. Science for Junior High School year IX Jakarta
Hamalik, Oemar. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : PT Bumi Aksara
Jurnal Sosialita, Vol. 15, No.1, Maret 2021 Juniati, Peningkatan Motivasi…
Haryono. 2013. Pembelajaran IPA. Yogyakarta: Kepel Press
Lambas dkk. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi I Buku 3. Jakarta: Depdiknas.
Marthen Kanginan, M.SC. 2006. Pembelajaran IPA yang Menyenangkan. Yogyakarta.
Roestiyah. 1989. Dikdaktik Metodik. Jakarta: PT Bina Aksara.
Sudjana,Nana.1995. Penilaian hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosda
Surapranata, Sumarna. 2004. Analisis, Validitas, Reabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes Implementasi Kurikulum 2004. Jakarta : PT Remaja RosdaKarya
Soesilo, Tricahyo.2015. Teori dan Pendekatan Belajar. Bogor: Ombak
Sutarsih, Dedeh dan Kadarsah. 1984. Beberapa Jenis Penilaian Yang Dilaksanakan oleh Guru di sekolah. Bandung : CV Indradjaya
Sardiman AM. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Warsono dan Hariyanto. 2012. Pembelajaran Aktif. Bandung: Rosda