TRADISI NINGKUK MASYARAKAT KOMERING
Abstract
Sudawan Supriadi dan SunartiABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mendeskripsikan sejarah tradisi Ningkuk. 2) Mengetahui eksistensi dan nilai pendidikan tradisi Ningkuk masyarakat Komering di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Sumatera Selatan. 3) Mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat tradisi Ningkuk. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang dilaksanakan di Kecamatan Buay Madang, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur pada Februari 2017. Tujuh narasumber kunci dari tiga grup masyarakat dipilih secara purposive. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, studi domumentasi dan studi pustaka. Analisis konten digunakan dalam pengolahan data. Empat hasil utama dalam penelitian ini yaitu 1) Tradisi Ningkuk telah dimulai sejak sekitar tahun 1926 yang berupa pertemuan bujan dan gadis (mouli, meranai) satu atau dua hari sebelum akad nikah, 2) Ningkuk masih dilakukan hingga saat ini khususnya di daerah pedesaan. Beberapa pendidikan norma dalam tradisi Ningkuk antara lain kepedulian, tanggung jawab, disiplin, kemampuan bersosialisasi, bekerjasama, adaptasi, kemampuan menghargai,dan kesadaran terhadap hak dan kewajiban. Salah satu norma budaya yang ditemukan dalam Ningkuk adalah persahabatan, 3) Beberapa sumber pendukung keberlangsungan tradisi Ningkuk antara lain berasal dari pemuda-pemudi Komering, keluarga calon mempelai pria, pemerintah desa, masyarakat adat, pemuka agama (ustadz), dan didukung dengan kemajuan teknologi. Adapun penghambat tradisi Ningkuk adalah keterbatasan jumlah pemuda-pemudi Komering dan adanya perselisihan antar pemuda-pemudi Komering.
Kata Kunci: Tradisi, Ningkuk, Nilai-nilai
The goals of this study were: 1) to describe the history of Ningkuk tradition. 2) to know the existence and education norm of Ningkuk tradition among Komering society in East Ogan Komering Ulu, South Sumatera. 3) to identify the supporting and inhibiting factors Ningkuk tradition. This was a qualitative study which was conducted in Buay Madang sub-district, East Ogan Komering Ulu district, South Sumatera in February 2017. Seven key persons from three groups were recruited purposively. Data was obtained through observations, interviews, documentations, and literature reviews. Content analysis was performed in this study. There were four core findings in this study: 1) Ningkuk tradition has established since 1926, this was the meeting of boys and girls (mouli meranai) one or two days before marriage ceremony, 2) The Ningkuk tradition still existed now particularly in rural areas. Several education norms in Ningkuk tradition were solidarity, responsibility, discipline, socialized capability, cooperation,
 Sudawan Supriadi adalah Alumni Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Pascasarjana Universitas PGRI Yogyakarta dan Sunarti adalah Dosen Program Pascasarjana Universitas PGRI Yogyakarta.
Jurnal Sosialita, Vol. 13, No.1, Maret 2020 Sudawan dan Sunarti, Tradisi Ningkuk…
80
adaptation, respect capability, rights and obligation awareness. Furthermore, one of culture norms which also found in Ningkuk tradition was a friendship, 3) Some supporting factor resources were came from the youth of Komering society, the family from man, rural government, culture society, religious leader, and also supported by technology. Contrary, the inhibiting factors in Ningkuk tradition were limited boys and girls of Komering and there was a conflict within youth groups.
Keywords: Tradition, Ningkuk, Values